WahanaNews.co | Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budhi Haryanto, mencopot Kanit Reskrim Polsek Tallo, Iptu Faizal.
Pencopotan Iptu Faizal berkaitan penggerebekan Markas Batalyon 120, di Jalan Korban 40.00 Jiwa, Minggu kemarin.
Baca Juga:
Status Tersangka Bos Pallubasa Kasus Kecelakaan Maut Dicabut Polisi
Terkait hal itu, Kombes Pol Budhi Haryanto tidak menampik.
Pada penggerebekan, sebanyak 48 remaja belasan tahun hingga 20 tahun ditangkap.
Tiga diantaranya perempuan.
Baca Juga:
Dugaan Penggelapan Rp6,9 Miliar, Polisi Siap Mediasi Tiko dan Mantan Istri
Selain mereka, polisi juga menyita barang bukti senjata tajam seperti 164 busur.
Kemudian sejumlah parang dan botol bekas minuman keras.
Terkait penggerebekan itu, Kanit Reskrim Polsek Tallo, Iptu Faizal, pun dicopot.
Meski apa yang dilakukan Iptu Faizal dianggap benar oleh sebagian masyarakat, ia tetap saja dicopot.
Terlebih sebagian masyarakat sekitar Markas Batalyon 120 mengaku resah atas aktivitas muda-mudi di sekretariat itu.
Adapun alasan Kombes Budhi Haryanto mencopot Iptu Faizal karena dianggap tidak menjalankan langkah restorative justice.
Menurut Budhi, upaya restorative justice itu tidak dijalankan secara maksimal oleh Iptu Faizal saat menjabat Kanit Reskrim Polsek Tallo.
"Kita ini punya wadah, yaitu restorative justice, diatur dalam peraturan polisi Nomor 8 tahun 2021," ujar Budhi.
"Bagaimana masyarakat bermasalah dengan hukum, ketika para pihak mencabut perkaranya, bisa berdamai di situ, kita bisa melakukan langkah atau dalam hal ini membantu masyarakat," terangnya.
Namun, upaya restorative justice itu tidak dimaksimalkan Iptu Faizal hingga harus dicopot.
"Faktanya adalah, Kanit Serse tidak melakukan, dan ini sudah lama dikeluhkan Kompol Badollahi terhadap saya,” kata Budhi.
Puncaknya, lanjut Budhi, terjadi pada penggerebekan Markas Batalyon 120, Minggu kemarin.
"Harusnya, Kanit Serse itu seketika menerima laporan segera datang ke TKP untuk mengecek kebenaran peristiwa tersebut, tapi faktanya dia tidak melakukan," ucapnya.
Bisikan Kompol Badollahi
Akibatnya, kata Budhi, berita terkait penggerebekan Markas Batalyon 120 viral di media sosial.
Pencopotan Iptu Faizal sebagai Kanit Reskrim ternyata tidak terlepas dari campur tangan Kapolsek Tallo, Kompol Badollahi.
Keterlibatan perwira berpangkat kompol itu dibeberkan Kombes Pol Budhi Haryanto.
Menurut Budhi, pencopotan Iptu Faizal tidak terlepas dari laporan atau bisikan Kompol Badollahi ke dirinya.
Laporan itu kaitan penerapan langkah restorative justice yang dianggap tidak diterapkan secara baik.
"Kanit Serse (Iptu faizal) ini tidak melakukan itu (langkah restorative justice) dan ini sudah lama dikeluhkan Kapolsek (Kompol Badollahi) terhadap saya,” ungkap Budhi.
Selain itu, dampak pemberitaan yang viral membuat Kapolsek, Kompol Badollahi, mengusulkan pergantian Kanit Reskrim yang sebelumnya dijabat Iptu Faizal.
"Maka dari itu, supaya berita ini bisa diluruskan sesuai dengan fakta, kami minta pengganti (Iptu faizal), itu pun saran dari Kapolsek, mana yang kira-kira mampu untuk melaksanakan tugas dengan baik di Polsek Tallo," bebernya.
Kronologi Penggerebekan
Sejumlah aparat kepolisian menggerebek ruko yang dijadikan sekretariat organisasi Batalyon 120 di Jalan Korban 40.000 Jiwa, Kota Makassar, Minggu (11/9/2022) dini hari.
Penggerebekan oleh Tim Patroli Polda Sulsel itu berhasil mengamankan sejumlah botol minuman keras (miras).
Tidak hanya itu, petugas juga mengamankan puluhan anak panah busur, sejumlah senjata tajam jenis parang, hingga samurai.
Data yang beredar di sejumlah grup WhatsApp, total terdapat 164 anak panah atau busur yang disita polisi.
Juga terdapat enam pucuk senjata rakitan Papporo, serta 45 remaja pria dan tiga perempuan.
"Pasukan batalion 120 di razia beserta barang bukti anak busur 164 parang 6 papporo 1 ditemukan di sekret batalyon 120 jln korban 40,000 jiwa no 30 tertangkap 45 orang laki2 perempuan 3 orang motor 20 yunik," tulis pesan beredar.
Pesan itu beredar disertai video penggerebekan polisi yang memerintah remaja pria tertangkap untuk membuka baju.
Puluhan muda-mudi yang berada di sekretariat itu pun digelandang ke Polsek Tallo.
Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Lando KS, yang dikonfirmasi wartawan ihwal penggerebekan itu, mengaku belum mendapatkan keterangan.
"Saya belum dapat baket," kata Lando.
Pasrah dan Diminta Menghadap
Selain kabar pencopotan dirinya, Faisal mengaku diminta untuk datang ke Polrestabes Makassar menemui pimpinan.
"Besok (Senin) saya disuruh datang ke Polrestabes. Tapi mulai hari ini saya sebenarnya sudah disuruh pakai pakaian dinas," jelasnya.
Faisal mengatakan, langkah yang ia lakukan sudah tepat. Karena saat kejadian penangkapan, hanya dua orang petugas yang berada di kantor.
Apalagi, katanya, ia banyak mendapat kabar miring terkait kelompok Batalyon 120
dari warga sekitar.
"Tidak apa-apa kalau saya mau dicopot, saya rasa yang saya lakukan ini sudah benar. Sudah banyak laporan dari warga soal Batalyon, coba tanya sendiri. Warga sudah tidak respect lagi," tutupnya.
Kemas Barang Malam-malam
Setelah mendengar kabar pencopotannya sebagai Kanit Reskrim, Faisal langsung mengemas barangnya di ruang kerjanya di Polsek Tallo.
Ia berpamitan ke rekan kerjanya untuk meninggalkan Polsek Tallo, Minggu malam.
"Sekarang sudah saya ambil semua barang-barang di kantor," tutupnya.
Kedekatan Kombes Budhi dengan Batalyon 120
Sekedar diketahui, organisasi Batalyon 120 dikabarkan terbentuk atas inisiasi Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budhi Haryanto, dan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto.
Kabar itu dikuatkan saat pembentukan atau launching yang berlangsung di Lapangan Karebosi pada Senin (14/3/2022) malam.
Dalam peluncuran itu, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budhi Haryanto, hadir bersama Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto.
Tidak hanya itu, Kapolda Sulsel, Irjen Pol Nana Sudjana, juga hadir dalam launching itu.
Terbaru, saat Sekretariat Batalyon 120 itu diresmikan, pada 22 Juli 2022 lalu, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budhi Haryanto, juga hadir.
Tujuan Batalyon 120 Dibentuk
Tujuan Batalyon 120 dibentuk, kata Komandan Batalyon 120, Izhald, untuk menekan angka kriminal jalanan di Kota Makassar.
"Tujuan dibentuknya Batalyon agar dapat merangkul mereka supaya tidak melakukan kejahatan lagi," kata dia.
"Kami mulai melebarkan sayap, karena per hari ini masih banyak masyarakat yang mengeluh akan geng motor," sambungannya.
Sejauh ini, lanjut Izhald, sudah terdapat sembilan ketua geng motor yang direkrut sebagai anggota Batalyon 120.
"Jadi, ada sembilan ketua geng motor yang sudah kami rekrut. Misalnya, geng Bodrex dan geng Terobos, itu sudah kita rekrut," jelas Izhald.
"Itulah yang kami lakukan sehingga ada banyak anak-anak di sini, dari Gowa dan Maros. Cuman belakangan ini masih ramai lagi karena masih ada kabupaten tetangga yang datang masuk pergi ke kota Makassar," tuturnya.
Warga Sekitar Markas Batalyon 120 Resah
Keberadaan puluhan pemuda di sekretariat Batalyon 120 disebut membuat warga sekitar resah.
Pengakuan itu diungkapkan seorang pria yang diduga Kepala RT setempat.
Dalam potongan video penggerebekan yang diperoleh, pria itu mengaku resah dengan kehadiran puluhan remaja dan pemuda di Sekretariat Batalyon 120 itu.
Bahkan, dikatakan, keberadaan mereka sudah sangat mengganggu ketenteraman warga sekitar sekretariat.
"Kami juga merasa bagaimana di, iya resah di sini," ucapnya.
"Sudah sering mengganggu?" Tanya polisi.
"Bukan sering iya, tiap hari betul (mengganggu)," ucapnya lagi ke polisi. [gun]