"Terima kasih sudah pada hadir dari guru, maupun perangkat desa. Karena ini perlu kami koordinasikan bersama setelah beredar aksi penganiayaan," kata Fannky saat memimpin rapat Rabu (27/9/2023).
Dirinya merasa prihatin dengan adanya kejadian tersebut, apalagi mendapat perhatian dari pusat. Bahkan Fannky mengaku ditelepon langsung oleh sejumlah pejabat lantaran kasus itu mendapat perhatian dari UNESCO.
Baca Juga:
Menkes: RS Pemerintah hingga Swasta Terlibat dalam Kasus Perundungan Mahasiswa Kedokteran
"Kenapa kami kumpulkan bapak ibu sekalian. Sebab saya tadi di telepon Staf Presiden, Panglima TNI, Kapolri, lalu Menteri PMK karena kasus ini mendapat perhatian dari UNESCO," terangnya, mengutip Detik.
Polresta Cilacap kemudian mengajak tokoh masyarakat mendatangi SMP 2 Cimanggu, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng).
"Pembinaan Polresta Cilacap kepada seluruh siswa SMP 2 Cimanggu Cilacap," kata Kapolresta Cilacap Kombes Fannky Ani Sugiharto dalam keterangan tertulis, Rabu (27/9/2023) malam.
Baca Juga:
Kapolres Samosir Himbau Stop Bullying, Geng Motor, dan Tawuran di Sekolah: Cegah Kenakalan Remaja dan Peredaran Narkoba
Fannky menekankan perlunya edukasi perihal dampak perundungan, terlebih jika sudah disertai kekerasan, kepada para murid SMP 2 Cimanggu. Fannky berharap edukasi dan imbauan pihaknya dapat mencegah terulangnya kembali kasus penganiayaan antarsesama siswa.
"Polresta Cilacap memberikan arahan dan juga melaksanakan antisipasi kejadian yang sama di lingkungan sekolah, khususnya SMP 2 Cimanggu, Cilacap. Hari ini Kasat Binmas dan Kapolsek Cimanggu, berikut Kapolsek Majenang memberikan arahan kepada para siswa SMP 2 Cimanggu," ucap Fannky.
Dia berharap kasus penganiayaan ini menjadi yang terakhir di lingkungan SMP 2 Cimanggu. Kepada para siswa, ditekankan bahwa perilaku bullying berdampak negatif bagi diri sendiri, sekolah, keluarga dan masyarakat.