WahanaNews.co | Penanganan bencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akan menerapkan sistem digitalisasi. Tujuannya
adalah penanganan yang cepat dan akurat.
Salah satu yang dilakukan adalah
dengan memberikan barcode pada hewan ternak yang nantinya akan ikut diungsikan.
Baca Juga:
Viral Gunung Baru di Grobogan: Muncul dari Tanah, Semburkan Lumpur dan Gas Mematikan
Bupati Magelang, Zaenal Arifin, menekankan bahwa untuk menangani data terkait pengungsian Merapi
dengan cepat dan akurat harus mengedepankan digitalisasi (kemajuan teknologi).
"Saya sudah berdiskusi dengan
Kominfo kaitannya dengan digitalisasi. Kalau hewan ternak ini nanti juga akan
ada barcodenya, punya siapa, dimana, bagaimana kondisinya, diungsikan di pasar
mana juga harus jelas," katanya, Kamis (10/12/2020).
Selain itu,
pengungsian warga juga harus didata melalui digital, pengungsi dari mana dibawa
ke mana serta kebutuhannya apa.
Baca Juga:
Bus Rombongan Pengadilan Tinggi Jateng Tabrak Pemotor, Satu Tewas
"Ini yang mesti harus didorong
agar kita bisa menangani kalau terjadi erupsi lebih maksimal lagi,"
tambahnya.
Selain hewan ternak, lanjut Zaenal,
ada kelompok rentan yang juga perlu mendapatkan perhatian khusus, antara lain orang lanjut usia (lansia), ibu hamil, ibu menyusui,
anak-anak, dan difabel.
Saat ini, Pemkab Magelang telah
memiliki aplikasi Janoko yang isinya
data pengungsian.
Zaenal meminta agar aplikasi yang
dibuat oleh Dinas Kominfo itu juga dapat mengkaver data terkait pengungsi
kelompok rentan tersebut.
Diketahui, dari data terakhir Balai
Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, menyebutkan bahwa aktivitas Merapi saat ini masih tinggi dengan
deformasi dari yang sebelumnya 3 meter (tahun 2006 sudah meletus), kini per
tanggal 7 Desember 2020 sudah mencapai 5 meter namun belum meletus.
"Kita memang tidak pernah tahu
rahasia Tuhan dan Merapi itu, tetapi setidaknya kita sudah mempersiapkan
terlebih dahulu. Saya harap zero korban," tegas Zaenal.
Ia juga meminta agar dinas terkait
bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Magelang dapat meningkatkan serta menjalin
sinergitas kerjasama dalam menangani kondisi Merapi.
Menurutnya, menghadapi kondisi Merapi
ditambah lagi dengan Pandemi Covid-19 di tengahtengah masyarakat bukanlah satu
hal yang mudah. Komunikasi merupakan salah satu kunci penting untuk
berkoordinasi antara satu dinas dengan dinas lainnya.
"Saya mengapresiasi atas dukungan
berbagai pihak baik TNI, Polri, BPBD, Satpol PP dan Damkar, Dinas Kesehatan, para
relawan dan unsur masyarakat lainnya yang selama ini sudah bersama-sama
mendukung Pemerintah Kabupaten Magelang dalam menangani pengungsian Merapi dan
pencegahan penyebaran Covid-19. Saya berharap sinergitas dan komunikasi ini
dapat terus berjalan dengan baik, untuk bisa bersama-sama dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat," katanya. [qnt]