WahanaNews.co | Warga yang tinggal di Kawasan Rawan
Bencana (KRB) III di Desa Balerante, Kecamatan
Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dikagetkan dengan suara gemuruh dari puncak Gunung Merapi,
Senin (23/11/2020) dinihari.
Meski sempat berhamburan keluar
rumah guna mengamati kondisi fisik puncak Gunung Merapi, warga di KRB III itu kemudian tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa.
Baca Juga:
Segini Konsumsi BBM Kebutuhan Avtur dan Pemudik di Jateng & DIY Selama Libur Lebaran
Koordinator Pengungsi Balerante, Jainu, mengatakan, warga di KRB III sebenarnya sudah terlalu sering
mendengar gemuruh dari puncak Gunung Merapi.
Namun, suara gemuruh yang didengar warga, Senin (23/11/2020) dinihari tadi, terdengar
sangat jelas.
Wilayah yang termasuk KRB III Gunung Merapi di Desa Balerante
adalah Dukuh Sambungrejo, Dukuh Ngipiksari, dan Dukuh Gondang.
Baca Juga:
Mengenal Kota Solo Surakarta dan Jejak Sejarah Kerajaannya
"Dinihari tadi, di puncak memang sedang ada guguran, sehingga warga di KRB III Balerante mendengarnya.
Masyarakat tetap tenang,
tapi meningkatkan kewaspadaan [warga yang tak mengungsi tetap beraktivitas
seperti biasa]," kata Jainu, saat ditemui wartawan di Barak Pengungsian
Balerante, Kecamatan Kemalang, Senin (23/11/2020) siang.
Meski tenang saat mendengar gemuruh Gunung Merapi, Jainu
mengatakan,
sejumlah orang yang tinggal di KRB III sudah mulai mengungsi ke tempat evakuasi
sementara (TES), yakni di barak pengungsian di kompleks Kantor Desa Balerante.
Hingga Minggu (22/11/2020) malam, jumlah pengungsi di barak
pengungsian itu mencapai 280 orang.
Di samping warga, sejumlah hewan ternak juga sudah mulai
diungsikan, terutama sapi.
"Jumlah sapi yang sudah diungsikan pemiliknya ke kandang komunal mencapai 128 ekor sapi. Belum ada
penambahan lagi. Sejauh ini juga sudah ada bantuan pakan ternak [baik dari
Pemkab Klaten atau pun pihak lainnya]. Pakan ternak berupa konsentrat sudah
tersedia lima ton. Selain itu, ada pakan ternak untuk ijoan juga,"
katanya.
Disinggung tentang kebutuhan logistik para pengungsi di Balerante,
Jainu mengatakan,
stok logistik sudah mencukupi dalam beberapa waktu ke depan. Berbagai bantuan
berupa paket sembako dan lainnya terus mengalir ke Balerante.
"Logistik masih aman," katanya.
Hal senada dijelaskan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Endang HS.
Berbagai elemen masyarakat di Klaten dan sekitarnya turut
memberikan bantuan logistik ke barak pengungsian di Balerante dan Tegalmulyo di
Kecamatan Kemalang.
"Bantuan sudah banyak yang masuk. Ada beras, telur, mi
instan, sayur-mayur, dan lainnya. Kemarin, ada dari paguyuban sopir truk galian
C di lereng Gunung Merapi yang memberikan bantuan ketela. Agar tertib
administrasi, bantuan itu kami minta tetap didata. Termasuk taksiran nominalnya,"
kata Endang.
Kasat Sabhara
Polres Klaten, AKP Edi Sukamto, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Edy Suranta
Sitepu, mengatakan,
sejumlah anggotanya sudah mulai rutin berpatroli di kawasan lereng Gunung
Merapi. Hal itu dilakukan semata-mata guna menghadapi ancaman erupsi Gunung
Merapi.
"Kami rutin patroli di atas [di lereng Gunung Merapi].
Tujuan utamannya memberikan edukasi ke masyarakat agar selalu waspada dan tetap
mentaati protokol kesehatan [masih berlangsung pandemi
Covid-19]. Patroli dilakukan juga untuk memantau iklim kondusivitas di
sana," katanya. [dhn]