Dari kejauhan, bangunan tampak berundak-undak, tidak rata seperti bangunan tinggi konvensional, dengan elemen motif tumpal dari batik Betawi.
Menurut Andra, kata-kata pada syair lagu Rayuan Pulau Kelapa itu menyiratkan pada simbol rakyat harus mencintai negaranya.
Baca Juga:
Anies Baswedan: Kenaikan Tarif Sewa TIM Tak Masuk Akal, Kontroversi Muncul
"Tiga not digabung jadi satu fasad. Fasadnya disusun secara acak," kata Andra, menjelaskan kenapa bangunannya tampak berundak dan tidak rata layaknya not balok.
Gedung Panjang TIM ini masuk tahap satu revitalisasi TIM yang hingga pekan ke-111 ini progres realisasi bangunan ini mencapai 98,20 persen.
Fasilitas di Gedung Panjang terdiri dari Galeri Seni, Perpustakaan Umum, Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Kantor Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Ruang Diskusi Komite Seni dan Wisma Seni.
Baca Juga:
Mengaku Diintimidasi, Butet Kartaredjasa Dipolisikan
Sedangkan, Gedung Parkir Panjang dan Masjid Amir Hamzah telah mencapai 100 persen sehingga secara keseluruhan realisasi pembangunan revitalisasi TIM tahap satu mencapai 98,70 persen.
Untuk tahap kedua revitalisasi TIM, realisasi pengerjaan mencapai 32,40 persen hingga memasuki pekan ke-30 dengan rincian Planetarium dan Pusat Pelatihan sebesar 27,53 persen, Graha Bhakti Budaya (40,87 persen), Teater Halaman (24,60 persen), dan Gallery Annex progresnya (78,38 persen).
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro, berkomitmen menghadirkan tampilan baru TIM yang sejalan dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menjadikan TIM sebagai pusat wisata edukasi kesenian dan kebudayaan terbaik di belahan bumi selatan.