Pada 1968, ada 25 anggota pertama Badan Pembina: Trisno Soemardjo (pelukis), Arief Budiman (sastrawan), Sardono W Kusumo (penata tari), Zaini (pelukis), Binsar Sitompul (musikus), Teguh Karya (sutradara), Goenawan Mohamad (sastrawan), Taufiq Ismail (penyair), Pramana Padmodarmaya (pemain teater), Ayip Rosidi (penulis), HB Jassin (kritikus sastra), Misbach Yusa Biran (sutradara film dan sineas), Oesman Effendi, D Djajakusuma (sutradara film), Asrul Sani (penulis naskah drama, sutradara film), Moh Amir Sutaarga, DA Peransi (perupa), dan Sjuman Djaja (sutradara film).
Seiring berjalannya aktivitas di TIM, muncul pergolakan kembali di antara komunitas seniman.
Baca Juga:
Anies Baswedan: Kenaikan Tarif Sewa TIM Tak Masuk Akal, Kontroversi Muncul
Para seniman kiri beranggapan Gubernur Ali dan Badan Pembina Kebudayaan tidak mengakomodir kepentingan mereka sehingga mereka meminta dibentuk satu Lembaga Kesenian.
Pada 1973, seturut saran para seniman, Bang Ali mengambil jalan tengah dengan membentuk Akademi Jakarta yang berfungsi sebagai penasehat gubernur di bidang seni, serta berperan dalam penunjukkan seniman dan budayawan yang tergabung menjadi anggota dan pengurus Badan Pembina Kebudayaan (saat ini Dewan Kesenian Jakarta).
Saat awal berdiri, TIM hanya memiliki dua gedung teater, satu teater terbuka, area pameran, serta gedung Planetarium yang sudah lebih awal dibangun.
Baca Juga:
Mengaku Diintimidasi, Butet Kartaredjasa Dipolisikan
Gedung-gedung tersebut (dua gedung bioskop, Garden Hall, dan Podium) merupakan peninggalan Taman Raden Saleh yang dulunya sering dimanfaatkan warga untuk menonton film di malam hari.
Seiring perkembangan kawasan, TIM memiliki lebih banyak fasilitas yang bisa digunakan: tiga gedung teater (Graha Bakti Budaya, Teater Besar, Teater Kecil), dua galeri seni (Galeri Cipta II dan Galeri Cipta III), dua plaza (Plaza Pancasila dan Plaza Teater Kecil), serta sebuah taman parkir.
Adapula fasilitas penunjang lainnya mencakup perpustakaan daerah, pusat dokumentasi HB Jassin, deretan kedai makanan nusantara, kineforum, toko buku Jose Rizal, dan Masjid Amir Hamzah.