WahanaNews.co | Guguran tebing kubah lava Merapi 1954 membuat
sejumlah lutung hitam turun.
Aktivititas satwa ini
terpantau hingga permukiman warga Dusun Pajegan, Tegalmulyo, Kemalang, Klaten,
Jawa Tengah.
Baca Juga:
Viral Gunung Baru di Grobogan: Muncul dari Tanah, Semburkan Lumpur dan Gas Mematikan
Berdasarkan pantauan,
setidaknya ada 5 ekor lutung hitam yang teramati.
Kepala
Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Pujiati, membenarkan hal tersebut.
Turunnya
5 ekor lutung hitam itu terjadi
pada Minggu (22/11/2020) pagi, tepatnya
pukul 08.00 WIB.
Sementara gugurnya tebing kubah lava Merapi 1954 terjadi pukul 06.50 WIB.
Baca Juga:
Bus Rombongan Pengadilan Tinggi Jateng Tabrak Pemotor, Satu Tewas
"Warga
sekitar lokasi sempat melihat lutung-lutung itu. Dilaporkan ke kami turunnya
sekitar pukul 8 pagi," jelasnya, Selasa (24/11/2020).
Walau
begitu, turunnya Lutung Hitam itu tak
berlangsung lama. Primata tersebut kembali ke habitatnya di hari yang sama.
Terbukti dengan tidak ditemukannya kembali, pasca-pencarian oleh warga maupun tim TNGM.
Walau
begitu, Pujiati memastikan perilaku ini masih tergolong wajar. Satwa,
lanjutnya, memang memiliki naluri yang kuat. Sehingga apabila habitatnya
terganggu, maka terjadi perpindahan.
"Tetap kami teliti. Tapi
kami juga belum bisa menyimpulkan penyebab lutung itu turun. Mungkin saja
(karena guguran), tapi sekarang lutungnya sudah kembali ke hutan," katanya.
Observasi
terhadap habitat lutung hitam lereng Merapi telah berlangsung lama. TNGM
mencatat,
setidaknya ada beberapa lokasi di sejumlah lereng Gunung Merapi.
Dia
mencontohkan,
di daerah Kemalang,
Klaten,
setidaknya terdapat 19 ekor lutung hitam.
Penelitian
lapangan ini dilakukan medio Oktober 2020. Hasil pengamatan ditemukan jejak
habitat primata tersebut. Hanya saja seluruh hasil observasi belum tersaji
dalam data utuh.
"Oktober
kemarin ini monitoring lutung di beberapa lokasi. Data sementara di wilayah
Kemalang, Klaten, terpantau 19 ekor. Usianya beragam, dari usia anak-anak,
remaja hingga dewasa," ujarnya. [dhn]