"Di awal-awal perjanjian memang ada sebagian korban yang sempat menerima hasil dari 10 persen itu, tapi setelah itu terhambat dan tidak ada lagi keuntungan" kata Ferdy.
"Informasi ini (mendapat keuntungan 10 persen) kemudian menyebar di kalangan mahasiswa dan banyak yang tergiur, iya iming-iming lah istilahnya, jadi banyak yang ikut bergabung," tambahnya.
Baca Juga:
Orang Dekat Prabowo Ungkap Tak Bakal Naikin Pajak Demi Makanan Gratis
Dari ratusan korban, kata Ferdy, tidak semua mengenal sosok pelaku.
Sebab, berdasarkan keterangan, banyak mahasiswa yang berkomunikasi dengan pelaku hanya melalui ponsel atau pesan WhatsApp.
"Jadi kalau kita baca keterangan dari beberapa korban, ada beberapa mahasiswa yang bertemu secara langsung kepada terlapor ini. Kemudian itu menyebar dari mulut ke mulut sehingga disambungkan langsung kepada terlapor," kata Ferdy.
Baca Juga:
Sinergi Alumni IPB dan Stakeholder Dorong Inovasi untuk Pembangunan Kalimantan Barat
"Mereka komunikasi ada yang ketemu secara langsung dan ada yang melalui chat WA, jadi tidak semua kenal dan bertatap muka dengan terlapor," kata Ferdy. [rgo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.