Murid-murid Juliawati lalu membuat poster sederhana yang berisi poin kesepakatan konsekuensi dan ditempel di dinding kelas. Kesepakatan ini yang kemudian akan direfleksikan minimal sebulan sekali.
2. Melontarkan Pujian dan Penguatan Positif
Baca Juga:
Guru PNS Tidak Boleh Minta THR ke Murid
Ketika ada muridnya yang berperilaku baik seperti datang tepat waktu, membantu temannya, atau menyelesaikan tugasnya, maka Juliawati akan langsung mengapresiasi.
"Biasanya saya langsung mengatakan, 'Ibu senang sekali hari ini kamu tepat mengumpulkan tugas'. Saya juga menggunakan stempel atau stiker untuk menghargai konsistensi perilaku baik murid," ujarnya.
3. Pagi Hari Diawali dengan Cerita Hati
Baca Juga:
Cabuli Belasan Muridnya, Guru Ngaji di Semarang Ditangkap Polisi
Setiap pagi sebelum belajar, Juliawati melakukan yang ia sebut sebagai "check-in emosional". Muridnya akan berbagi perasaan menggunakan skala 1-5 atau gambar emoji. Kesadaran emosional yang baik disebut akan mendukung murid lebih disiplin lagi.
"Saya juga membantu murid memahami apa yang mereka rasakan ketika patuh maupun melanggar kesepakatan. Misalnya saya tanya, bagaimana perasaanmu setelah melakukan ini? Kalau melanggar, apa yang bisa kita lakukan bersama agar ini tidak terjadi lagi?" terangnya.
Perubahan Juliawati dalam menghadapi tantangan di kelas mengantarkan dirinya sebagai salah satu penerima Ki Hajar Dewantara Award dari Guru Belajar Foundation dalam Puncak Temu Pendidik Nusantara XI akhir tahun lalu.