Pipip merujuk pada Amartya Sen dan Martha Nussbaum dengan konsep capability, "Konsep kualitas hidup yang berorientasi pada kemampuan dan fungsi seseorang dalam mencapai sesuatu. Kualitas hidup manusia tercapai ketika prinsip capability tersebut dapat dilaksanakan." jelasnya.
Tidak kalah penting juga dalam mewujudkan pembangunan berorientasi manusia adalah pengertian tentang masyarakat yang beradab. Masyarakat yang beradab, menurutnya, mampu bersikap rasional dan berperilaku wajar dalam menghadapi peristiwa.
Baca Juga:
The Lead Institute Universitas Paramadina Gelar Diskusi Kepemimpinan Profetik dan Pilkada 2024
"Manusia yang beradab mempunyai sistem sosial dan cara hidup yang baik dalam kehidupannya. Apabila mengacu pada konsep masyarakat beradab, maka konsep pembangunan harus merujuk pada etika, yakni proyek pembangunan yang beradab dan berbudaya. Dengan kata lain, pembangunan yang beretika tidak bisa disertai dengan tindakan perusakan alam, pelanggaran konstitusi, atau mengorbankan kebebasan" terangnya.
Dengan demikian, pembangunan beretika tidak bisa dilakukan dengan tujuan yang ekonomis semata, tetapi juga perlu memperhatikan aspek-aspek keadilan dan kemakmuran masyarakat sebagai tujuan.
Sejalan dengan pemaparan di atas, Dr. Sunaryo menambahkan konsep kualitas hidup manusia kaitannya dengan model pembangunan berorientasi manusia dan budaya. Dalam penjelasannya, Dr. Sunaryo memberikan tiga parameter kualitas hidup manusia berdasarkan teori capability.
Baca Juga:
Universitas Paramadina Dorong Literasi Investasi Reksa Dana di Kalangan Mahasiswa
"Pertama, adanya akses (the ability to achieve). Contohnya pada kasus kelaparan terjadi bukan karena tidak ada makanan, melainkan tidak adanya akses masyarakat pada sumber-sumber makanan. Kendala mencakup kendala politik, ekonomi dan lain-lain."
Kemudian lanjut Sunaryo, nilai (value).
"Kapabilitas adalah keinginan orang untuk meraih nilai, di mana hal ini adalah hal yang sering diabaikan dalam pembangunan. Masyarakat mempunyai nilai yang berbeda, dan hal tersebut mempengaruhi apa yang dianggap berharga bagi setiap orang. Dalam pembangunan, perlu diperhatikan pluralitas nilai dalam masyarakat. Sejalan dengan ini, Sen menyatakan bahwa demokrasi harus inheren dalam pembangunan." Lanjutnya.