Distribusinya sudah sampai ke luar kota. Seperti Jakarta, Surabaya, Bali, Jogjakarta, dan hampir seluruh swalayan di Jawa Tengah.
“Ke depannya ingin ekspor ke luar negeri juga, tapi kendala kita masih di jumlah panen. Biasanya mereka menginginkan sekali ekspor sampai 50 ton, tenaga kita yang belum ada,” ungkapnya.
Baca Juga:
Terduga Teroris di Tiga Lokasi Ditangkap Densus di Jateng
Arvin mengaku, green house ini merupakan caranya untuk memberdayakan anak muda agar menyukai bidang pertanian. Terlihat dari 20 pekerjanya yang mayoritas anak muda lulusan SMK. Di sana mereka juga akan diajarkan cara budidaya mulai dari pembenihan hingga memanen buah melon. Ke depan, Arvin sedang menyiapkan green house miliknya akan digunakan sebagai edukasi pendidikan. Dari pihak manapun diperbolehkan masuk untuk melihat dan belajar mengenai pembibitan melon menggunakan teknologi RO ini.
“Banyak anak sekolah yang belajar ke sini, mahasiswa melakukan penelitian dan lainnya. Ke depan memang ingin menjadikan green house ini sebagai wisata edukasi pendidikan. Targetnya akhir 2022 ini kita opening,” ungkapnya.
Selain warga dan siswa sekolah sekitar, warga asing juga pernah belajar budidaya hidroponik melon di green house miliknya.
Baca Juga:
Kemensos Lakukan Pendampingan Menyeluruh Kasus Rudapaksa di Demak Jateng
“Ada dari Israel, Belanda, dan Australia. Mereka datang ke sini untuk belajar hidroponik melon,” katanya.
Arvin mengaku usaha miliknya mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga pernah mampir ke green house di Kudus.
“Alhamdulillah beliau mendukung adanya teknologi yang bisa membantu pertanian di Indonesia,” ujarnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.