WahanaNews.co | Inspektorat Provinsi Banten dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) lakukan audit terkait penggelapan pajak kendaraan bermotor di Samsat Kelapa Dua, Tangerang, Banten.
Dugaan penggelapan pajak ini dibenarkan oleh Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Banten Opar Sohari.
Baca Juga:
Operasi Patuh Jaya 2024, Polisi Bakal Lakukan Tilang Manual
Dia menyebut penggelapan pajak kendaraan ini dilakukan melalui sistem di Samsat pada tahun 2021.
"Tahun 2021, kita lagi minta audit BPKP dan Inspektorat. Itu oleh petugas (Samsat), kan kalau sistemnya secanggih apapun, kalau petugasnya berniat untuk jahat ya jahat," kata Opar kepada wartawan, Jumat (15/4/2022).
Opar mengatakan bahwa penggelapan pajak ini juga diketahui oleh Kepala Samsat Kelapa Dua Bayu Adi Putranto.
Baca Juga:
Pria di Jombang Bobol Rumah Orang Tua, Curi Mobil dan Uang Rp5 Juta
Laporan terkait itu, kata dia, juga sudah dilaporkan oleh Kepala Samsat kepada dirinya.
"Tahu, bikin laporan ke kita," ujarnya.
Dugaan penggelapan pajak di lingkungan Samsat Kelapa Dua disebut memang tengah menjadi perhatian semua pihak di lingkungan Pemprov Banten.
Karena sistem yang ada diketahui oleh Jasa Raharja, Kepolisian termasuk perbankan.
Meski begitu, Opar belum bisa memberikan penjelasan berapa miliar rupiah total uang pajak kendaraan yang digelapkan.
Tapi, menurutnya, terkait penggelapan itu memang terjadi sepanjang akhir 2021.
"2021 di akhir-akhir ini, nanti tunggu audit Inspektorat dan BPKP," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Samsat Kelapa Dua Bayu Adi Putranto mengatakan dugaan penggelapan itu bukan bermula dari audit BPK, BPKP, atau Inspektorat Banten.
Tapi itu adalah hasil dari evaluasi internal Bapenda.
"Itu adalah hanya evaluasi internal Bapenda yang dilakukan bidang rendalev (perencanaan, pengendalian dan evaluasi)," kata Bayu melalui pesan WhatsApp ke detikcom.
Ia pun menyebut dugaan penggelapan pajak itu ini sudah diselesaikan dan bisa menanyakan lebih lanjut mengenai hal ini kepada Bapenda Provinsi Banten.
Ia tidak bisa menjelaskan lebih lanjut kenapa ada dugaan penggelapan dan berapa potensi hasil pajak yang hilang.
"Sudah kami tindaklanjuti untuk diselesaikan secepatnya, alhamdulillah sudah kami selesaikan, mungkin bisa ditanyakan ke kepala Bapenda. Mengenai itu (kerugian) saya nggak tahu," jelasnya. [rin]