"Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja menurun, terutama bagi kelas menengah ke bawah. Ini pertanda daya beli masyarakat mulai melemah," ujarnya.
Ia membantah klaim bahwa daya beli masih kuat hanya karena meningkatnya penjualan mobil listrik.
Baca Juga:
Kuliah Kebangsaan Anies Baswedan "Lentera Demokrasi Jalan Menuju Keadilan Sosial"
"Itu argumen yang menyesatkan. Yang naik hanya konsumsi kelompok atas, sedangkan mayoritas rakyat justru makin tertekan," tegasnya.
Direktur Eksekutif CSIS, Yose Rizal Damuri, turut menyuarakan keprihatinannya.
Ia mengatakan bahwa penurunan proyeksi ekonomi Indonesia sejalan dengan tren global, namun tekanan domestik membuat kondisi semakin sulit.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
"Masalah kita beragam: fiskal, moneter, sektor riil, iklim usaha, hingga daya beli masyarakat," jelasnya.
Yose mengkritik kebijakan ekonomi yang terlalu mengandalkan proteksionisme dan regulasi berlebihan.
"Ada hampir 19.000 regulasi hanya di tingkat kementerian. Ini membuat kebijakan kita tidak ramah bisnis," ungkapnya.