”Kegiatan seperti temu wicara, diskusi panel, lokakarya, seminar web, siniar (podcast), exchange goes to campus, diskusi komunitas, hingga simulasi trading telah diadakan di sepuluh kota, yaitu Bandung, Jakarta, Medan, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Manado, Solo, dan Pontianak. Kegiatan dilaksanakan secara daring dan luring serta bekerja sama untuk publikasi berbagai media, termasuk media sosial,” urai Didid.
Pelaku usaha PBK tersebar hingga lebih dari 29 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Potensi besar ini, Didid menambahkan, dapat menjadi media untuk memberikan literasi yang kontekstual dan komprehensif kepada berbagai lapisan masyarakat. Oleh karena itu, Bulan Literasi PBK ini merupakan hal yang sangat baik untuk terus didorong dan tidak berakhir pada bulan ini saja,melainkan dapat terus berkelanjutan.
Baca Juga:
Dukung Program Prioritas, Bappebti Tingkatkan Peran SRG untuk Perkuat Pasar Dalam dan Luar Negeri
Didid juga menegaskan, Bappebti akan mengoptimalkan dan menyinergikan pemerintah dan pelaku industri dalam mengembangkan perdagangan di pasar berjangka yang berkaitan dengan edukasi dan literasi kepada pelanggan, calon pelanggan, masyarakat umum, dan pemangku kepentingan.
Hal ini untuk meningkatkan pemahaman tentang perlindungan nasabah perdagangan berjangka komoditi, peraturan perundang-undangan seputar perdagangan berjangka. Didid menambahkan, Bulan Literasi PBK akan dievaluasi pelaksanaan dan dampaknya.
”Dalam waktu dekat, kami akan mengevaluasi pelaksanaan dan dampak Bulan Literasi PBK 2023. Hal ini dapat menjadi dasar bagi perbaikan internal dengan sertifikasi sebagai bukti profesionalisme industri PBK. Berakhirnya Bulan Literasi PBK mengawali program selanjutnya, yaitu Bulan Literasi Sistem Resi Gudang (SRG) yang akan diadakan pada sepanjang Mei 2023,” pungkas Didid. [jp/jup]