WahanaNews.co | Guna melindungi kepentingan konsumen di negara-negara wilayah Asean, Lembaga Perlindungan Konsumen se-Asean membentuk Asean Consumers Forum, menyusul peningkatan signifikan ekonomi digital Indonesia, terutama sejak pandemi Covid-19.
Ekonomi digital Indonesia tumbuh 49 persen dari 47 miliar dolar AS pada tahun 2020 menjadi 70 miliar dolar AS pada tahun 2021. Angka ini diprediksi akan terus meningkat dan akan mencapai 146 miliar dolar AS pada tahun 2025. Nilainya menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN.
Baca Juga:
Menko Airlangga Bahas Isu-isu Strategis dengan Menteri Luar Negeri Singapura
"Ini tentu merupakan nilai atau volume tertinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya," kata Sri Mulyani dalam IFG International Conference 2022 di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sri Mulyani meyakini, transformasi digital yang tumbuh pesat ini akan berdampak luas bagi perekonomian, pemerintah, serta masyarakat luas.
"Jika melihat pesatnya implementasi teknologi digital di Indonesia, industri jasa keuangan terbuka peluang yang sangat besar, disertai urgensi untuk memperkuat pengawasan dan perlindungan konsumen," jelas Sri Mulyani.
Baca Juga:
Indonesia dan IFC Jalin Kerja Sama Hadapi Tantangan Perekonomian
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pada tahun 2021, nilai perdagangan digital RI mencapai Rp 401 Triliun.
Hal ini tercapai seiring dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi berbelanja daring serta didukung perluasan sistem pembayaran digital dan akselerasi digital banking.
“Indonesia juga menjadi tujuan investasi digital terpopuler di Asia Tenggara atau mewakili 40 persen digitalisasi di Asia Tenggara dengan didukung upaya perbaikan iklim usaha yang kondusif,” kata Airlangga saat membuta Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 di Bali.