WAHANANEWS.CO, Jakarta - Purbaya Yudhi Sadewa kembali menegaskan garis tegasnya dalam pengelolaan dana negara dengan menyambut usulan Luhut Binsar Pandjaitan soal penempatan dana ke Indonesia Investment Authority (INA) namun memberi syarat keras agar dana itu tidak masuk lagi ke instrumen obligasi yang dinilainya tidak produktif.
Menteri Keuangan itu menilai sovereign wealth fund sekelas INA dan Danantara seharusnya menjadi magnet investasi asing dan menyalurkan dana ke sektor riil yang berdampak langsung pada ekspansi ekonomi nasional, bukan sekadar memarkir dana dalam bentuk surat utang yang tidak menghasilkan nilai tambah.
Baca Juga:
Menkeu Purbaya Mau Guyur Bank Daerah, Ini Kata OJK
"Saya enggak mau ngasih uang ke sana (INA), uangnya dibelikan bond lagi, buat apa, mending saya kurangin bond saya," ujar Purbaya di kantornya, Jakarta pada Sabtu (18/10/2025).
Ia mengaku pernah menegur Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) karena terlalu pasif dan lebih nyaman menempatkan dana pada instrumen obligasi dibanding menyalurkannya untuk proyek produktif yang membuka lapangan usaha baru.
Menurut Purbaya, posisi INA dan Danantara sebagai sovereign wealth fund mestinya diposisikan sebagai penarik modal asing yang agresif dan berani mengintervensi sektor riil agar perputaran ekonomi tidak hanya bertumpu pada APBN.
Baca Juga:
Aksi Penggoreng Saham, Menkeu Purbaya Pastikan Dihukum!
"INA kan harusnya mengundang investor asing, kan sovereign wealth fund bukan domestik saja," tegasnya dengan nada kritis.
Ia menambahkan hanya akan mendukung jika kedua lembaga investasi itu benar-benar membutuhkan dana untuk ekspansi sektor riil dan melakukan penetrasi pada proyek-proyek strategis yang membuka ruang investasi baru.
"Kalau dia butuh duit beneran ekspansi kebetulan ya udah kita dukung, tapi kalau masih banyak uangnya di bond, di obligasi, ngapain kita dukung," kata Purbaya menambahkan.