Ragga juga menyampaikan konteks mengubah pendekatan pemberian bansos menjadi pemberdayaan.
“Perubahan pendekatan tersebut pasti tidak mudah bagi Indonesia karena harus mentransformasikan pola pikir, Meski begitu, perubahan pendekatan ini sangat menarik,” kata Ragga.
Baca Juga:
Warga Surati Presiden Prabowo, Terkait Bantuan PENA Bencana di Kenegerian Sihotang Belum Masuk Database Desa Siparmahan
Ragga melanjutkan, Indonesia sebagai anggota OECD ke depan akan memiliki banyak mitra untuk meningkatkan skala penanganan masalah.
Peningkatan juga dilakukan dalam upaya-upaya penanganan masalah, termasuk aksi pemberdayaan PENA, serta contoh-contoh penanganan terbaik lainnya yang dapat diterapkan dalam konteks ke-Indonesiaan. Ia pun berencana segera menyelenggarakan aktivitas bersama anggota OECD di Bali.
“Pengalaman Indonesia (dalam melakukan aksis pemberdayaan) bisa menjadi contoh bagi anggota-anggota OECD nantinya,” imbuhnya.
Baca Juga:
Pemerintah Pontianak Lakukan Pembinaan dan Inovasi untuk 11.314 KPM Atasi Kemiskinan
Sementara itu, Stefano menyampaikan perkembangan proses Indonesia untuk menjadi anggota OECD, serta pentingnya mencapai standar dan konsistensi penerapannya.
“Kami berharap, komunikasi berkelanjutan terus terjalin antara OECD dan Indonesia,” kata Stefano.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.