WAHANANEWS.CO, Jakarta – Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) angkat bicara usai Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengusulkan para pengemudi transportasi online untuk beralih ke platform lain jika potongan komisi platform dinilai kurang memuaskan.
Ketua SPAI Lily Pujiati menilai, usulan yang disampaikan Menteri UMKM itu bukan sebuah solusi. Dia menyebut, Maman tidak paham persoalan yang terjadi pada pengemudi transportasi online, termasuk ojek online (ojol).
Baca Juga:
Menteri UMKM Akan Panggil Dirut BRI Terkait Penghapusan Piutang Macet UMKM
“Pernyataan Menteri UMKM agar driver ojol untuk beralih ke platform lain jika potongan komisi di tempatnya saat ini terlampau besar, bukanlah sebuah solusi dan tidak paham persoalan yang terjadi pada pekerja platform,” kata Lily dalam keterangannya, Jumat (23/5/2025).
Lily menuturkan, potongan platform saat ini telah berdampak pada pendapatan para pengemudi ojol. Dia mengungkap, potongan platform saat ini berkisar antara 30%-70%. Alhasil, kata dia, para pekerja harus bekerja lebih lama untuk bisa mengantongi Rp50.000-Rp70.000 per hari.
“Kami harus bekerja keras belasan jam, mulai on bid dari pagi hingga malam untuk mendapatkan Rp50.000 - Rp70.000,” ungkapnya.
Baca Juga:
Ada Ojol Dapat BHR Rp 50 Ribu, SPAI: Angka Ini Jauh Berbeda dari Informasi yang Diterima Presiden
Dia mengatakan, potongan platform tersebut dapat berubah sewaktu-waktu. Saat awal beroperasi, platform melakukan potongan kepada pengemudi ojol sebesar 10% untuk menarik orang bekerja pada perusahaannya.
Namun, ketika rekrutmen pekerja platform sudah berlebih kapasitasnya, platform mulai mengerek potongan ke angka 20% dan kini 70%.
Menurutnya, potongan yang mencekik itu terjadi lantaran tidak adanya pengawasan dan sanksi dari pemerintah.