“Lidah buaya yang siap panen umumnya memiliki 15 pelepah, panen biasanya dilakukan pada pagi hari, sekitar 2 sampai 3 tahun. Setelah panen pelepah lidah buaya dapat dikumpulkan dan dibersihkan serta dilakukan pengkelasan,” terang Sution.
Sementara itu, Kelompok Tani Bentasan yang berlokasi di Pontianak Utara Kalimantan Barat dibentuk pada 2004.
Baca Juga:
PK Surya Darmadi Ditolak MA, Tetap Dihukum 16 Tahun Penjara dan Bayar Rp2 Triliun
Beranggotakan 14 orang dan diketuai Tjhin Djie Shen memfokuskan budidaya pada tanaman lidah buaya dan papaya. Dengan lahan seluas 1 hektare ini mempunyai kurang lebih 8000 tanaman lidah buaya dapat memanen 2,5 ton per bulannya.
“Adapun biaya penyiangan dan perawatan yang dikeluarkan hingga panen sebesar Rp 4,5 juta dan laba bersih yang didapat diperkirakan Rp 7 juta perbulannya,” terang Djie Shen.
Dirinya berkisah, keberhasilan panen terletak pada tahapan penanaman dan perawatan bibit dengan melakukan pemupukan abu somel yang dicampuri abu sabut kelapa.
Baca Juga:
Pemprov Sulteng Tangani 48 Kasus Konflik Agraria Antara Warga dan Perusahaan
Tak hanya memperhatikan rutinitas saja namun juga bagaimana cara pemotongan pucuk pelepah Lidah Buaya agar tumbuh dengan bagus dan tebal dengan memotong bagian ujung pada saat musim panas.
“Tak hanya itu Lidah Buaya yang dipanen juga dapat diolah dengan baik dan unik oleh Kelompoktani Bentasan seperti menjadikan olahan minuman, olahan manisan, kerupuk, dodol dan oalah lainnya. Kelompoktani Bentasan juga memanfaatkan Lendir Lidah Buaya untuk menyembuhkan luka bakar untuk mencegah infeksi.” ungkap Tjhin Djie Shen.
Sebagai informasi, manfaat lidah buaya sangatlah beragam, antara lain mengobati luka bakar, mengurangi GERD, menurunkan kadar gula darah, melancarkan pencernaan, menjaga kesehatan rongga mulut, menjaga kelembaban kulit, mengurangi jerawat. Hingga mengurangi gatal dan iritasi serta mencegah keriput serta membersihkan wajah secara alami. [qnt]