Seperti diketahui, holding operasional Danantara Indonesia, yakni PT Danantara Asset Management (Persero) memastikan proses restrukturisasi BUMN Karya menjadi salah satu agenda yang akan dikebut pada tahun ini.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria mengatakan bahwa restrukturisasi dilakukan guna memastikan BUMN tetap sehat, berdaya saing, dan mampu memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
Baca Juga:
Dukung Pertumbuhan Ekonomi Subang Jabar, WIKA Kebut Proyek Tol Akses Patimban
“Intinya, kami di Danantara akan melakukan proses perbaikan semua perusahaan kita. Jadi, perusahaan-perusahaan sejenis terutama sekali akan kami lakukan konsolidasi supaya mereka memiliki daya saing,” ujarnya.
Salah satu fokus jangka pendek adalah pembentukan holding BUMN Karya. Berdasarkan proposal awal yang tengah disusun, kemungkinan ada tiga entitas konstruksi besar yang dinilai sehat secara keuangan dan operasional.
“Holding karya ini sedang kami proses, sedang lihat pilihan-pilihan untuk kami lakukan merger nantinya. Tentu kami ingin perusahaan-perusahaan karya kita menjadi sehat, sehingga ini akan dilakukan konsolidasi,” pungkas Dony.
Baca Juga:
PT DKI Tambah Hukuman Komisaris Independen WIKA Jadi 9 Tahun Penjara
Di sisi lain, emiten konstruksi pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) mengamini rencana merger BUMN Karya dapat mendukung penyehatan keuangan dan daya saing tiap perusahaan.
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengatakan bahwa kompetisi proyek yang ketat dan kondisi pasar infrastruktur yang turun membuat potensi kerugian pada eksekusi proyek meningkat. Untuk itu, proses integrasi BUMN Karya diyakini memberikan dampak positif bagi tiap perusahaan.
“Integrasi BUMN Karya saya kira membawa dampak yang positif, tidak hanya di kompetisi proyek tetapi juga bagaimana finansial daripada semua BUMN Karya menjadi lebih baik,” ujarnya dalam paparan publik, Rabu (12/11/2025).