"Negara lain memiliki pandangan berbeda tentang masalah yang akan ditangani oleh teknologi pengurangan dan penghilangan masalah tersebut," kata Menteri Ketenagalistrikan India R.K. Singh, diberitakan Reuters, Minggu (23/07/23).
Penggunaan bahan bakar fosil menjadi tema perdebatan dalam G20 kali ini. Rencananya, para anggota bakal mengeluarkan komunike bersama akhir pertemuan G20.
Baca Juga:
Sherpa G20 Indonesia Pimpin Perundingan Sebagai Perjalanan Akhir Presidensi G20 Brasil
Namun, hal tersebut batal karena perbedaan suara terkait pengurangan energi fosil itu, termasuk soal target peningkatan energi terbarukan hingga tiga kali lipat pada 2020.
Singh mengatakan beberapa negara ingin menggunakan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture and Storage/CCS) daripada pengurangan bertahap bahan bakar fosil.
Namun, ia tak menyebut negara mana saja yang mengusulkan ide itu.
Baca Juga:
Menkeu Lakukan Diskusi Strategis tentang Pembiayaan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan
Adapun produsen bahan bakar fosil utama yang merupakan anggota G20 antara lain Arab Saudi, Rusia, Cina, Afrika Selatan, dan Indonesia.
Negara-negara ini diketahui menentang tujuan tiga kali lipat kapasitas energi terbarukan dekade ini.[eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.