Rachmat Kaimuddin berkisah, sebelum bergabung di raksasa unicorn e-commerce global asal Indonesia ini, ibunya, Andi Harliah Patunru (66), bertanya soal pekerjaan barunya di perusahaan dangan 6,6 juta pelapak dan 8,7 juta Mitra Bukalapak itu.
Pelapak adalah individu atau kelompok orang yang menjual produknya di Bukalapak, sedangkan Mitra Bukalapak adalah penjual offline beberapa kategori produk yang ada di Bukalapak.
Baca Juga:
Tingkatkan Kesejahteraan, Eks Napi Teroris Diberdayakan BNPT Bersama Bukalapak
"Saya ini (ibarat) pengelola pasar-ji, Ma (mama). Yang atur ukuran lapak, jaga kebersihan pasar, atur biar transaksi pedagang dan pembeli tetap adil, dan tidak saling merugikan," kata Rachmat Kaimuddin, menjelaskan kerja barunya sebagai pengganti Achmad Zaky, CEO Bukalapak, per 2020 lalu.
Perumpamaan pengelola pusat transaksi pelapak atau "mandor pasar" ini digunakan putra ketiga dari empat saudara ini, sebab ibunya sejak awal tahun 1990-an menjadi single parent dengan jadi pedagang dan tukang cicil pakaian di kerabat, sahabat, dan tetangganya di Jalan Mappaouddang, Kecamatan Mamajang, selatan Kota Makassar.
Hingga sebelum pandemi, bisnis jualan pakaian itu masih dijalankan sang ibu dari rumah.
Baca Juga:
Dituding Rugikan Sampai Rp 1 T, Bukalapak Digugat ke Pengadilan
Kaimuddin Bausat, sang ayah, meninggal saat Rachmat Kaimuddin duduk di bangku kelas I SMP.
Ditinggal sang ayah sejak remaja, tak membuat Rachmat Kaimuddin putus semangat.
Setamat SMP, dia berangkat ke Magelang, Jawa Tengah, untuk sekolah di SMA Taruna Nusantara, salah satu sekolah terbaik di Indonesia.