Kemudian, pengembangan pembangkit EBT, pemeliharaan pembangkit termal konvensional, studi CCS/CCUS, eksplorasi Financial Tools yang tersedia untuk pengembangan proyek hingga digitalisasi pembangkit.
"Di samping itu, PLN Indonesia Power dan PLN akan menindaklajuti langkah strategis ini dengan melakukan kerjasama sebagai bentuk komitmen PLN Grup dalam implementasi aspek Environmental, Social & Governance (ESG) dan komitmen untuk mencapai carbon neutral di 2060," tutur Edwin.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dukung Rencana PLN Ubah Tiang Listrik Jadi SPKLU, Utamakan Keselamatan Masyarakat
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif optimis potensi energi baru dan terbarukan (EBT) mampu dioptimalkan untuk mendukung ketahanan energi nasional. Termasuk dalam upaya terkait pencapaian target bauran EBT.
Hal itu disampaikan dalam Indonesia EBTKE Conference and Exhibition (ConEx) 2023, Rabu (12/7/2023). Menteri Arifin juga menegaskan agar semua sumber EBT di Indonesia dapat dimanfaatkan, termasuk membangun infrastruktur yang mendukung untuk menyalurkan semua potensi.
Di antaranya potensi EBT tersebut, yakni berasal dari energi surya, bayu (angin), hidro, bioenergi, panas bumi, dan laut.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dukung Rencana PLN Ubah Tiang Listrik Jadi SPKLU, Utamakan Keselamatan Masyarakat
"Semua sumber-sumber energi baru terbarukan kita dapat kita manfaatkan kalau kita bisa membangun infrastruktur yang mendukung, infrastruktur yang bisa menyalurkan semua potensi sumber untuk bisa termanfaatkan," ujar Arifin.
Dijelaskan Arifin, Indonesia menargetkan capaian bauran energi di 2030. Dengan target mencapai zero emission di 2060. Bahkan target ini telah diprogram baik, sehingga dibutuhkan berbagai upaya ekstra ke depan.
Lebih lanjut, Arifin mengatakan pemerintah juga telah memiliki beberapa kebijakan dalam mendorong pemanfaatan EBT, salah satunya melalui Rancangan Undang-Undang Energi Baru Energi Terbarukan (RUU EBT). Upaya ini nantinya menjadi landasan utama untuk Indonesia bisa melakukan transisi energi lebih cepat.