“Kami memastikan proyek-proyek panas bumi dijalankan bersama mitra strategis yang memiliki kompetensi dan visi sejalan dengan PLN untuk menghadirkan energi bersih dengan harga terjangkau bagi negeri. Seluruh proses dijalankan secara transparan, akuntabel, dan sesuai regulasi. Tak hanya itu, kami juga menerapkan prinsip fairness of partnership untuk mewujudkan iklim investasi yang sehat dan berkelanjutan,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Suroso menekankan bahwa sejumlah proyek strategis kini tengah disiapkan PLN, termasuk dua PLTP besar di Provinsi Bengkulu.
Baca Juga:
Dukung Ekosistem Energi Bersih, PLN Siap Jadi Offtaker Utama Proyek PLTSa Seluruh Indonesia
“Kedua proyek geothermal di Bengkulu menjadi bagian dari implementasi RUPTL 2025–2034 dan dirancang untuk memperkuat bauran energi baru terbarukan (EBT) sekaligus meningkatkan keandalan pasokan listrik,” jelasnya.
Adapun proyek yang dimaksud yaitu PLTP Kepahiang berkapasitas 110 megawatt (MW) yang meliputi Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong.
Saat ini proyek tersebut sudah memasuki tahap finalisasi pemilihan mitra strategis.
Baca Juga:
PLN Luncurkan Gelegar SwaCAM: Catat Meter Mandiri Berhadiah Motor dan Sepeda Listrik
Nantinya, listrik dari PLTP Kepahiang akan disalurkan ke Gardu Induk (GI) Pekalongan di Kabupaten Kepahiang.
Selain itu, PLN juga menggarap PLTP Hululais berkapasitas 110 MW di Kabupaten Lebong.
Proyek ini ditargetkan beroperasi komersial (COD) pada 2028.