Dedi mengaku heran atas perbedaan mencolok antara kenyataan di lapangan dan narasi pemasaran Aqua yang menonjolkan kesan alami.
Video tersebut kemudian viral di media sosial dan memicu tanda tanya publik mengenai keaslian sumber air merek yang telah lama dipercaya konsumen tersebut.
Baca Juga:
Soal Bayar Rp600 Juta ke PDAM Subang, Manajemen Aqua Buka Suara
YLKI mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian dan Kementerian Lingkungan Hidup, agar melakukan pengawasan ketat terhadap praktik industri AMDK.
“Tujuannya bukan hanya soal kepatuhan hukum, tetapi juga untuk menjaga kepercayaan publik terhadap produk air minum nasional. Konsumen berhak tahu dari mana sumber air yang mereka konsumsi,” tutup Niti Emiliana.
Menanggapi hal itu, PT Tirta Investama selaku produsen Aqua memberikan klarifikasi bahwa produknya berasal dari 19 sumber air pegunungan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca Juga:
Terungkap, Awal Aqua Bayar Rp600 Juta per Bulan ke PDAM Subang
Perusahaan menjelaskan bahwa setiap sumber air dipilih melalui sembilan kriteria ilmiah, lima tahap evaluasi, serta minimal satu tahun penelitian yang melibatkan tim ahli dari bidang geologi, hidrogeologi, geofisika, dan mikrobiologi.
Meski begitu, klarifikasi tersebut belum cukup untuk meredam tuntutan publik. YLKI tetap menilai bahwa pernyataan perusahaan masih harus diverifikasi lewat audit independen guna memastikan kesesuaian antara klaim, label, dan fakta sumber air di lapangan.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.