Dalam perjanjian tersebut juga ditetapkan kedua pemerintah masing-masing mengambil tanggung jawab untuk mengembangkan, membangun dan memelihara infrastruktur dan stasiun HRS di negara mereka masing-masing.
Karenanya tidak lama setelah itu, tepatnya pada 2017 lalu Otoritas Transportasi Darat (LTA) Singapura mengumumkan pembentukan anak perusahaan yang dimiliki sepenuh mereka bernama SG HSR untuk melaksanakan proyek dan membangun, memiliki, mendanai, dan memelihara infrastruktur kereta cepat di Singapura.
Baca Juga:
Jaga Keselamatan Pengguna Jalan, KCIC Tutup Akses Tol Stasiun Kereta Cepat Halim
Perusahaan kemudian akan bekerja sama dengan mitranya dari Malaysia, MyHSR, untuk bersama-sama menunjuk perusahaan aset dan operator internasional guna membangun proyek tersebut melalui tender terbuka.
Melansir Detik, ditentukan juga bahwa proyek tersebut akan berjalan melintasi rel sepanjang 350 km dengan delapan stasiun perhentian yakni: Singapura, Iskandar Puteri, Batu Pahat, Muar, Melaka, Seremban, Sepang-Putrajaya dan Kuala Lumpur. Stasiun terminal direncanakan untuk Bandar Malaysia di Kuala Lumpur dan Jurong East di Singapura.
Proyek Kereta Cepat Malaysia-Singapura Dinilai Tak Bermanfaat dan Mangkrak
Sayangnya saat Mei 2018 terjadi perubahan kepemimpinan dalam pemerintahan usai Pemilihan Umum (Pemilu) ke-14 di Malaysia. Saat itu Koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin oleh Mahathir Mohamad meraih kemenangan dramatis atas aliansi Barisan Nasional pimpinan Najib.
Baca Juga:
Menteri Perhubungan: China Berminat Bangun Kereta Otonom di IKN Kalimantan Timur
Mahathir yang ditunjuk sebagai perdana menteri baru kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa proyek HSR tidak bermanfaat bagi Malaysia dan tidak akan menghasilkan uang sama sekali.
Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, ia mengatakan proyek HSR akan menelan biaya sebesar RM 110 miliar bagi Malaysia, namun tidak akan menghasilkan satu sen pun bagi negara tersebut.
Pada Juli, ia kemudian mengatakan pemerintahnya akan berupaya melakukan negosiasi dengan Singapura mengenai penundaan proyek tersebut.