Pertunjukan wayang kulit kali ini mengambil lakon “Wahyu Purbo Sejati” yang dibawakan dalang muda yaitu Ki M. Yusuf Anshori. Lakon tersebut menggambarkan usaha menjaga persatuan, pembangunan, dan kemakmuran rakyat. Mendag Zulkifli Hasan mengatakan, banyak filosofi dan pembelajaran yang dapat diambil dari pertunjukan wayang kulit ini.
“Banyak pesan moral yang dapat diambil dalam menjaga persatuan, pembangunan bangsa dan negara, serta kemakmuran masyarakat Indonesia dalam lakon wayang kulit malam ini,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Menurut Mendag Zulkifli Hasan, wayang kulit menjadi pilihan yang tepat untuk menunjukkan upaya melestarikan budaya lokal, yaitu sebagai bentuk kecintaan terhadap budaya di Indonesia.
Ia mengatakan, mentalitas mencintai budaya bangsa sendiri dapat digunakan untuk menjaga ekonomi lokal dari gempuran produk-produk asing.
Sementara itu, Sekjen Kemendag Suhanto mengatakan bahwa pertunjukan wayang malam hari ini
turut menjadi penutup Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Kemendag yang berlangsung pada 4-10 Juli 2023.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
Porseni Kemendag diikuti para pegawai Kemendag dalam berbagai cabang olahraga dan kesenian.
“Kami mengadakan pertunjukan wayang kulit yang merupakan puncak kegiatan Porseni Kemendag 2023. Pertunjukan wayang kami gelar dengan tujuan melestarikan kebudayaan Indonesia dan memupuk kecintaan kita pada budaya asli Indonesia,” kata Suhanto.
Selain pertunjukan wayang kulit, turut digelar siraman rohani yang disampaikan Gus Miftah.