WahanaNews.co | Salah satu strategi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di tengah masa tantangan ekonomi global saat ini adalah dengan transformasi ekonomi.
Indonesia telah menunjukkan transformasi ekonomi melalui optimisme pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 sebesar 5,3%, tertinggi dalam dekade terakhir.
Baca Juga:
Kemenperin Dorong Penyerapan Batik IKM Jadi Seragam Jemaah Haji
“Optimisme ini juga didukung oleh implementasi kebijakan nasional salah satunya pemberlakuan Undang-Undang Cipta Kerja yang menyederhanakan prosedur regulasi kemudahan berusaha, penerapan perizinan berbasis risiko, implementasi sistem perizinan ssaha dengan pendekatan berbasis risiko dengan sistem Online Single Submission dan lainnya,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ali Murtopo Simbolon.
Ia melanjutkan, peta jalan Making Indonesia 4.0 juga memberikan peluang bagi revitalisasi industri manufaktur Indonesia untuk menjadi satu dari sepuluh negara ekonomi terbesar di dunia.
Hal ini ditempuh melalui pengembangan tujuh industri prioritas, yaitu makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, elektronik, kimia, farmasi, dan alat kesehatan.
Baca Juga:
Pacu Kesiapan IKM Terapkan Teknologi Digital, Kemenperin Gelar Workshop INDI 4.0
Ketujuh sektor prioritas ini berkontribusi sebesar 70% terhadap PDB industri nasional, 65% terhadap ekspor industri, dan 60% terhadap penyerapan tenaga kerja industri.
Dalam forum yang sama, Direktur Bisnis Digital PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Muhamad Fajrin Rasyid menyampaikan bahwa pada periode 2020-2030, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan bergerak sekitar 1,5 kali lipat menjadi USD1,6 triliun.
Bahkan, jika mengacu pada Indonesia Digital Economic (IDE), dapat tumbuh delapan kali lipat pada tahun 2030. Terkait peluang ini, Telkom berpartisipasi dalam pengembangan ekomomi nasional melalui ekonomi digital.
Saat ini, Telkom memiliki lebih dari 170.000 jaringan serat optik, atau lebih dari empat kali keliling bumi, lebih dari 200.000 BTS, lebih dari 30.000 tower, dan memiliki lebih dari 30 pusat data di seluruh Indonesia.
“Upaya Telkom dalam menghadapi era ekonomi digital antara lain memperbaiki konvergensi seluler, mengembangkan serat infraco, membangun DC Co (perusahaan data), mengembangkan B2B Digital IT, mendirikan Service Co, dan juga mendirikan DigiCo. Keseluruhan program tersebut telah mendukung upaya digitalisasi bangsa khususnya dalam inkubasi IKM, aplikasi digital seperti PeduliLindungi, OSS, GovTechEdu, dan kolaborasi digital lainnya,” jelasnya. Sumber: kemenperingoid. [jp/jup]