WahanaNews.co | Bank Indonesia mencatat terdapat 21 juta konsumen baru yang bertransaksi digital, dan 72 persen konsumen baru berasal dari wilayah pedesaan dan di pelosok perkampungan di Indonesia.
Tingginya transaksi digital terjadi saat pandemi Covid-19 yang diawali pada tahun 2020. Kebiasaan masyarakat dalam bertransaksi mengalami perubahan menuju ke arah digital.
Baca Juga:
Bank Indonesia Tingkatkan Transaksi Digital di Gorontalo
Mengutip Direktur Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Fitria Irmi Triswati, warga di pelosok saat ini sudah ‘melek’ digital dan keterbatasan infrastruktur di wilayah remote dan perbatasan juga tidak menjadi penghambat pertumbuhan perkembangan transaksi digital.
Ditambah dengan bertambahnya layanan digital lainnya seperti platform streaming, mobile games, e-commerce, warga terus mencari cara agar bisa mendapatkan dan menikmati layanan-layanan digital ini.
Selain itu, pertumbuhan ini juga didukung oleh Bank Indonesia dengan peluncuran sistem pembayaran QRIS yang diluncurkan pada 17 Agustus 2019. Saat ini jumlah merchant QRIS sudah mencapai 9 juta merchant per 21 Agustus 2021 dan terus bertambah.
Baca Juga:
Biaya Transaksi QRIS Jadi Beban Konsumen, YLKI Buka Suara
Dengan pertumbuhan transaksi digital di Indonesia yang begitu pesat, PT Aviana Sinar Abadi, atau Aviana ikut serta dalam mengelola 180 juta transaksi produk digital per bulannya, termasuk transaksi yang terjadi di pelosok daerah.
Aviana berdiri sejak tahun 2011 dan sudah membantu lebih dari 1.200 pelaku bisnis digital. Ditambah itu, Aviana melalui IRS Market adalah platform inter-transaction produk digital pertama dan terbesar di Indonesia.
"Kami senang dengan inovasi teknologi yang kami kembangkan bisa membawa dampak yang begitu besar dalam transisi Indonesia ke arah go digital," ucap Founder dan Direktur Utama Aviana, Panji Pramana.