Menurut laporan Al Jazeera, insiden ini menyebabkan sedikitnya 115 warga Palestina tewas, dengan 92 orang di antaranya ditembak saat berusaha memperoleh bantuan makanan di perlintasan Zikim, serta di titik distribusi lain di Rafah dan Khan Younis. Sembilan orang dilaporkan tewas di Rafah, dan empat lainnya meninggal di Khan Younis.
Di luar korban akibat penembakan, otoritas kesehatan Gaza mencatat setidaknya 19 orang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir akibat kelaparan.
Baca Juga:
Gugur dalam Tugas Kemanusiaan, Indonesia Berduka atas Wafatnya Direktur RS Indonesia di Gaza
Salah seorang saksi selamat, Rizeq Betaar, menceritakan bagaimana ia mencoba menyelamatkan seorang pemuda yang tertembak di Zikim.
"Kami melihat pemuda itu tergeletak di tanah, dan kami yang membawanya dengan sepeda. Kami hanya mencoba menyelamatkannya. Tapi tidak bisa," kata Betaar.
"Tidak ada ambulans, tidak ada makanan, tidak ada kehidupan, tidak ada lagi cara untuk bertahan hidup. Kami hanya bertahan sekuat tenaga," tambahnya.
Baca Juga:
Jet F-16 Targetkan Kamar Direktur RS Indonesia di Gaza, Sang Putri: Rudal Itu Tepat Mengenai Ayah Saya
Militer Israel berdalih bahwa tembakan dilakukan sebagai "tembakan peringatan" untuk mengatasi ancaman langsung terhadap pasukan mereka.
Namun hingga kini, tidak ada bukti atau rincian ancaman yang mereka sebutkan.
UN WFP menolak klaim tersebut dan menegaskan bahwa semua korban adalah warga sipil tak bersenjata yang hanya menginginkan makanan demi bertahan hidup.
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.