Laporan itu menyoroti kegagalan Gereja mencegah pelecehan seksual dan melaporkannya. Bahkan, laporan itu menilai Gereja kadang-kadang dengan sengaja menempatkan anak-anak agar berinteraksi dengan para predator seksual itu.
"Ada banyak kelalaian, kekurangan, pembungkaman, dan usaha institusi Gereja menyembunyikan (fenomena pelecehan seksual ini)," ujar pemimpin tim investigasi Jean-Marc Sauvé, Selasa (5/10/2021), dilansir dari BBC.
Baca Juga:
Hati-Hati! Ini Ciri-ciri Orang Toxic Parents yang Bisa Merusak Anak
Ia mengatakan, Gereja terus menunjukkan sikap tidak peduli pada para korban pelecehan seksual hingga awal 2000-an.
"Korban tidak dipercaya, tidak didengarkan. Ketika didengarkan, mereka dianggap mungkin ikut andil atas apa yang menimpa mereka," jelas Sauve.
Ia menambahkan, meski hasil penyelidikan ini mengungkap sebagian besar kasus di masa lalu, pelecehan seksual di Gereja Katolik masih terus menjadi masalah.
Baca Juga:
Tega, Uang Prostitusi Anak Dirampas Sindikat TPPO Kabanjahe
"Gereja Katolik, setelah lingkaran keluarga dan teman, adalah lingkungan yang memiliki prevalensi tertinggi kekerasan seksual," tulis laporan itu.
Salah satu korban adalah Olivier Savignac yang mengalami pelecehan seksual di usia 13 tahun oleh direktur sebuah kamp liburan Katolik di daerah selatan Prancis.
Savignac kini menjadi pemimpin asosiasi korban Parler et Revivre (Bicaralah dan Hidupkan Lagi).