Kecelakaan itu terjadi selama operasi kebebasan navigasi karena Angkatan Laut AS telah mengerahkan dua kapal induk, dua kapal amfibi, pengawal, dan 26 pesawat tempur gabungan F-35C Lightning II di Samudra Pasifik bagian barat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menggarisbawahi bahwa ini bukan pertama kalinya AS mengalami kecelakaan di Laut China Selatan.
Baca Juga:
Inovasi Crowdsourcing Maritim di Tengah Konflik Natuna
“Pihak AS belum memberikan penjelasan yang jelas tentang alasan tabrakan kapal selam nuklirnya belum lama ini, dan sekarang pesawat berbasis kapal induk menabrak di Laut China Selatan," kata Zhao pada 27 Januari, meminta Washington untuk menghindari ketegangan di daerah tersebut.
2. Kapal selam bertenaga nuklir tabrakan dengan gunung bawah laut yang belum dipetakan
Baca Juga:
Peran Penting Indonesia dalam Menangani Konflik Laut China Selatan (LCS)
Sebuah kapal selam serang bertenaga nuklir AS, USS Connecticut, rusak parah setelah bertabrakan dengan gunung bawah laut yang belum dipetakan pada 2 Oktober 2021.
Laporan media menyebut akibat kecelakaan itu bagian depan kapal selam serang cepat kelas Seawolf itu mengalami kerusakan parah. Sedikitnya 11 personel kapal selam mengalami luka-luka dalam kecelakaan tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China yang lain, Wang Wenbin mengatakan, AS harus memberikan penjelasan tentang niat navigasi kapal, lokasi spesifik kecelakaan.