Zelensky menyatakan Ukraina sedang menunggu untuk melihat adanya 'reaksi sangat tegas' dari dunia, terhadap serangan udara Rusia pada Rabu (23/11).
Namun diketahui Dewan Keamanan PBB sepertinya tidak akan bisa mengambil tindakan tegas untuk merespons permohonan Zelensky, mengingat Rusia merupakan salah satu anggota tetap yang memiliki hak veto.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Dalam tanggapannya, Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyebut Presiden Rusia Vladimir Putih telah 'secara jelas menjadikan musim dingin sebagai senjata untuk menimbulkan penderitaan luar biasa pada rakyat Ukraina'.
Dia menyebut Putin 'akan berupaya membekukan negara itu agar tunduk' -- merujuk pada Ukraina.
Secara terpisah, Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya mengeluhkan diizinkannya Zelensky berpidato via video link dalam rapat Dewan Keamanan PBB. Dia menyebut hal itu jelas melanggar aturan Dewan Keamanan PBB.
Baca Juga:
Rudal Balistik Houthi Gempur Tel Aviv, Bantu Hizbullah Perangi Israel
Nebenzya juga menolak apa yang disebutnya sebagai 'ancaman dan ultimatum sembrono' oleh Ukraina dan para pendukungnya di Barat.
Diklaim oleh Nebenzya bahwa kerusakan yang dialami infrastruktur di Ukraina disebabkan oleh rudal-rudal yang ditembakkan sistem pertahanan udara Kiev yang kemudian jatuh di area-area sipil usai ditembakkan ke arah rudal-rudal Rusia. Dia menyerukan Barat untuk berhenti memasok rudal pertahanan udara ke Ukraina.
Gubernur Kiev dalam pernyataannya menyebut seluruh wilayah Kiev yang menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 3 juta orang, telah kehilangan pasokan listrik dan air mengalir. Sebagian besar wilayah Ukraina lainnya tengah mengalami persoalan serupa dan beberapa wilayah menerapkan pemadaman darurat untuk menghemat energi dan melakukan perbaikan. [rds]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.