Tetapi,
reaksi dari pihak China tidak ambigu.
The Global Times, corong ultranasionalis Partai
Komunis China, menerbitkan laporan dan opini tentang peristiwa tersebut.
Baca Juga:
Bertahan di Rakhine, Etnis Rohingya Seolah Hidup Tanpa Harapan
Dalam
laporan itu, Kedutaan Besar China di Myanmar menuntut perlindungan aset dan
warga negara China.
Para
pelakunya, menurut surat kabar tersebut, mungkin adalah elemen anti-China
"yang telah diprovokasi oleh beberapa kekuatan Barat anti-China, LSM dan
separatis Hong Kong."
"Untuk
waktu yang lama, Barat dan beberapa pasukan anti-China telah mencoba
menggunakan Myanmar sebagai poros strategis untuk menahan China,"
tambahnya.
Baca Juga:
Aung San Suu Kyi Divonis 6 Tahun Penjara
Dalam
editorialnya, Global Times menulis,
"sudah diketahui dengan baik bahwa China tidak terlalu mencampuri situasi
Myanmar, sementara itu berusaha sekuat tenaga untuk mempromosikan penyelesaian
krisis secara damai sesuai dengan hukum."
Laporan
tersebut memicu kemarahan di media sosial Myanmar.
Seperti
dilansir harian berbahasa Inggris, The Irrawaddy, sebuah pesan dalam bahasa Myanmar
dan Mandarin dibagikan sekitar satu juta kali.