WAHANANEWS.CO, Jakarta - Angkatan Laut Inggris mencegat kapal perang dan tanker Rusia di perairan selatan Inggris dalam dua minggu terakhir, menandai eskalasi ketegangan yang semakin nyata di Laut Utara pada Senin (24/11/2025).
Kapal HMS Severn tercatat menahan korvet Rusia Stoikiy dan kapal tanker Yelnya sebagai bagian dari "operasi pengintaian 24 jam" yang digelar Inggris untuk memantau aktivitas musuh.
Baca Juga:
Dituduh Bunuh Sales dan Buang Jasad, Prajurit TNI Dituntut Seumur Hidup
Fokus utama kekhawatiran London adalah kapal pengumpul intelijen Rusia, Yantar, yang terdeteksi beroperasi di lepas pantai Skotlandia, sementara Menteri Pertahanan Inggris John Healey menegaskan bahwa Yantar memancarkan laser ke pilot Inggris yang mengawasi kapal tersebut pada Senin (24/11/2025).
Healey menyatakan, "Langkah tersebut sangat berbahaya dan insiden ini ditanggapi serius, terutama karena Yantar telah memasuki perairan Inggris untuk kedua kalinya tahun ini," menggarisbawahi ancaman berulang dari aktivitas kapal mata-mata Rusia.
Kapal Yantar diyakini Kremlin digunakan untuk memetakan kabel bawah laut, yang membawa sekitar 98% data dunia dan menjadi urat nadi aktivitas kritis global sehari-hari, sehingga gangguan pada jaringan ini dapat menimbulkan risiko besar bagi komunikasi dan infrastruktur penting.
Baca Juga:
Menkum: Eks Aggota TNI AL Tak Ajukan Penghapusan WNI Usai Aktif di Militer Rusia
Selain menembakkan laser, Yantar juga dilaporkan menyebabkan gangguan GPS pada pesawat anti-kapal selam P-8 Poseidon dan kapal sipil di sekitar lokasi pada Senin (24/11/2025), memperkuat kecemasan Inggris akan taktik Rusia yang mengancam infrastruktur vital.
Inggris mencatat peningkatan 30% jumlah kapal Rusia yang menimbulkan ancaman di perairan Inggris selama dua tahun terakhir, mendorong respons yang lebih agresif dan terkoordinasi dari negara-negara NATO untuk memperkuat pertahanan serta mempercepat pengadaan peralatan militer.
NATO saat ini fokus memperkuat perlindungan jaringan pipa dan kabel bawah laut yang luas, meskipun pemantauan secara menyeluruh terhadap seluruh jaringan masih menjadi tantangan besar, sementara Healey menegaskan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, "Kami melihat Anda dan tahu apa yang sedang Anda lakukan," pada Rabu (24/11/2025).