WAHANANEWS.CO, Hong Kong - Warga di kompleks apartemen Wang Fuk Court, Tai Po, mengaku tidak mendengar bunyi alarm kebakaran ketika api besar melanda kawasan tersebut.
Akibatnya, para penghuni harus berinisiatif saling memperingatkan satu sama lain agar segera menyelamatkan diri dari kobaran api yang terus membesar.
Baca Juga:
PSSI Pastikan 4 Pemain Luar Negeri Bergabung Akhir November untuk Perkuat Timnas U-23
“Api menyebar begitu cepat. Saya melihat satu selang mencoba menyelamatkan beberapa bangunan, dan saya merasa apinya terlalu lambat,” ujar seorang warga bermarga Suen kepada AFP, Kamis (27/11/2025).
Suen menuturkan, tidak berfungsinya alarm membuat situasi berubah kacau dalam waktu singkat.
Banyak penghuni terbangun setelah mendengar ketukan keras atau bel pintu dari tetangga yang berusaha memberi peringatan dini.
Baca Juga:
Afgan Temukan Kembali Akar Bermusik Lewat Album “Retrospektif”
“Membunyikan bel pintu, mengetuk pintu, memberi tahu tetangga, menyuruh mereka pergi, begitulah situasinya,” katanya.
Pemerintah Hong Kong menyatakan upaya penanganan darurat masih berlangsung dengan melibatkan ratusan petugas pemadam dan tim medis.
Pemerintah juga memastikan penyelidikan komprehensif tengah dilakukan untuk mengungkap penyebab kebakaran serta mengevaluasi potensi kelalaian sistem peringatan dini.
Kebakaran besar tersebut disebut sebagai salah satu insiden paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir di Hong Kong.
Jumlah korban meninggal dunia terus meningkat seiring proses evakuasi dan pencarian yang masih berjalan.
Hingga Kamis (27/11/2025) pukul 22.00 waktu setempat, sedikitnya 75 orang dilaporkan tewas.
“Insiden kebakaran tersebut telah menewaskan 75 orang,” ujar seorang juru bicara pemerintah Hong Kong,
Selain itu, sebanyak 76 orang lainnya masih menjalani perawatan intensif, termasuk 11 petugas pemadam kebakaran yang mengalami luka ketika berusaha menahan laju api agar tidak merambat ke blok lain.
Api diketahui membakar kompleks apartemen yang terdiri dari delapan bangunan dengan total sekitar 2.000 unit hunian.
Lebih dari 24 jam sejak api pertama kali muncul, kobaran masih terlihat di sebagian bangunan, sementara petugas terus menyemprotkan air ke bagian luar gedung yang menghitam.
Empat dari delapan blok apartemen dilaporkan telah berhasil dipadamkan. Tiga blok lainnya sudah dapat dikendalikan, sedangkan satu bangunan dinyatakan tidak terdampak langsung oleh kebakaran.
Otoritas Hong Kong kini memprioritaskan penyelidikan untuk memastikan faktor pemicu utama kebakaran.
Salah satu fokus utama adalah penggunaan perancah bambu dan jaring plastik yang membungkus bangunan sebagai bagian dari proyek renovasi besar-besaran di kompleks tersebut.
Badan antikorupsi Hong Kong turut membuka penyelidikan terkait proyek renovasi itu.
Langkah tersebut diumumkan hanya beberapa jam setelah polisi menangkap tiga pria yang diduga lalai karena meninggalkan kemasan busa yang mudah terbakar di area proyek.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]