Saudi juga menuduh Abdullah bertindak mengacaukan kerajaan, mengganggu, persatuan sosial, dan mendukung 'musuh' kerajaan.
Sejak Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) menjadi pemimpin de facto Saudi, terjadi banyak penangkapan termasuk kepada anggota keluarga, ulama, dan para aktivis.
Baca Juga:
Pangeran MbS Hubungi Presiden Iran Terkait Perang Antara Hamas dan Israel
MbS tak ingin kebijakan yang dirilis diganggu oleh siapapun, sehingga ia tak segan menahan atau bakal menjebloskan para pengkritiknya ke penjara.
Pangeran Abdullah diketahui berasal dari salah satu cabang keluarga kerajaan Saudi yang menjadi sasaran penahanan rezim MbS. Pangeran Abdullah juga dianggap sebagai kritikus hingga saingan MbS sejak diangkat menjadi pewaris takhta kerajaan Saudi yang saat ini dipimpin sang ayah, Raja Salman.
Menanggapi banyak penangkapan di era MbS sejumlah lembaga pemantau hak asasi manusia mengecam tindakan itu. Freedom House menyatakan Arab Saudi menargetkan pengkritik di 14 negara, termasuk di AS.
Baca Juga:
Kronologi 3 Warga Arab Saudi Dihukum Mati Karena Tolak Penggusuran Proyek The Line
Tujuannya untuk memata-matai warga Saudi dan mengintimidasi mereka, atau memaksa mereka kembali ke kerajaan,
"Ini mengganggu, menakutkan, dan ini merupakan pelanggaran besar terhadap kebebasan bicara yang dilindungi," demikian menurut Freedom House, seperti dikutip Fox News.
Namun, Kedutaan Besar Arab Saudi di Amerika Serikat membantah tudingan mereka menargetkan dan memata-matai pengkritik. Riyadh juga membantah telah memenjarakan Pangeran Abdullah.