Blejean mengatakan, UE dapat mempertimbangkan untuk mendirikan "area kepentingan maritim" di Laut China Selatan, serupa dengan proyek percontohan yang bertujuan untuk lebih mengoordinasikan kehadiran UE di Teluk Guinea, bagian dari Samudra Atlantik.
Proyek lain di Samudra Hindia bagian utara juga sedang dipertimbangkan.
Baca Juga:
Pejabat Filipina Serukan Pengusiran Diplomat China Akibat Sengketa Laut China Selatan
Pembicaraan di Washington terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China atas Taiwan.
Pada bulan lalu, Presiden China Xi Jinping memperingatkan kembalinya "ketegangan perang dingin," sementara Presiden AS Joe Biden berbicara tentang komitmen AS untuk membela Taiwan.
Beijing telah berusaha untuk meningkatkan dominasinya di Laut China Selatan yang disengketakan, di mana beberapa negara, termasuk China, Filipina, Vietnam, dan Indonesia, memiliki klaim teritorial yang tumpang tindih.
Baca Juga:
China dan AS Kembali Pulihkan Saluran Komunikasi Militer
Dalam satu konfrontasi baru-baru ini, penjaga pantai China terlibat dalam insiden yang memblokir dua kapal Filipina.
Pada 2016, Pengadilan Arbitrase di Den Haag memutuskan bahwa sebagian besar klaim China di Laut China Selatan adalah ilegal. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.