WahanaNews.co | Taiwan memperpanjang wajib militer (wamil) yang sebelumnya empat bulan menjadi satu tahun di tengah ancaman serangan China yang semakin meresahkan.
"Wajib militer empat bulan saat ini tak cukup untuk menghadapi situasi yang cepat dan selalu berubah," kata Presiden Tsai Ing Wen saat konferensi pers pada Selasa (27/12) seperti dikutip AFP.
Baca Juga:
Aktris Taiwan Barbie Hsu Meninggal di Usia 48 Tahun Akibat Pneumonia
Ia kemudian berujar, "Kami telah memutuskan untuk mengembalikan wajib militer satu tahun mulai 2024."
Perpanjangan itu mulai berlaku pada Januari 2024. Aturan ini juga bakal diterapkan bagi laki-laki yang lahir setelah 1 Januari 2005, papar Tsai.
Dalam konferensi pers itu, pejabat Menteri Pertahanan juga mengatakan wajib militer akan bertugas menjaga infrastruktur utama dan memungkinkan pasukan reguler merespons jika ada upaya China menyerang.
Baca Juga:
Krisis Militer di Selat Taiwan, China Siap Menggempur dengan Armada Raksasa
Taiwan secara bertahap mengalihkan fungsi wajib militer menjadi pasukan profesional.
Namun, intimidasi China yang terus meningkat dan invasi Rusia di Ukraina memicu perdebatan soal urgensi meningkatkan pertahanan.
Di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, China meningkatkan intimidasi dan provokasi terhadap Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.
Ancaman itu semakin meningkat usai Rusia menginvasi Ukraina.
"Intimidasi dan ancaman China terhadap Taiwan semakin jelas. Tak ada yang menginginkan perang, tetapi perdamaian tak akan jatuh dari langit," jelas Tsai lagi.
China bahkan semakin agresif melancarkan provokasi militer sejak dibuat marah Taipei akibat kunjungan sejumlah pejabat Amerika Serikat ke Taiwan pada Agustus lalu.
Sejak itu, China makin getol mengirim puluhan jet tempur dan kapal perang mendekati wilayah Taiwan.
China juga sempat beberapa kali menggelar latihan militer besar-besaran di sekeliling Taiwan.
Pada Senin, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan 43 jet tempur China memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) pulau itu.
Negeri Tirai Bambu dan Taiwan kerap berselisih. China menganggap pulau itu sebagai bagian dari kedaulatannya, tetapi Taipei gigih ingin memerdekakan diri.
China juga berulang kali menegaskan bakal melakukan apa saja, jika perlu dengan paksa, mempertahankan pulau tersebut.
Mereka juga tak segan memutus hubungan dan melancarkan sanksi terhadap negara lain jika mencampuri urusannya soal Taiwan. [rgo]