"Itu jelas [kendaraan] lapis baja yang bisa memindahkan infanteri mekanis ke pertempuran untuk mendukung operasi pertahanan dan penyerangan," ujar Ryder, seperti dikutip Russia Today.
Ia juga mengatakan senjata tersebut memiliki daya tembak dan pelindung besi yang dapat melindungi pengguna dari pertempuran.
Baca Juga:
Banjir Bandang di Cileungsi, Tanggul Jebol dan Sampah Menumpuk
"Ini bukan sekadar tank, tapi tank pembunuh," ucap Ryder.
Ukraina telah lama meminta persenjataan yang lebih berat, termasuk tank, yang memungkinkannya untuk melakukan serangan, namun Negara-negara Barat enggan, dengan alasan takut terseret ke dalam perang atau memprovokasi Rusia.
Tapi Ukraina telah membangun momentum dan negara-negara Barat telah memperluas jangkauan senjata yang disediakan.
Baca Juga:
Ahok Siap Diperiksa Kejagung, Kasus Korupsi BBM Pertamina Seret Banyak Nama
Rusia Mengecam
Merespons rencana itu, Kedutaan Besar Rusia di Berlin pada hari Jumat mengutuk langkah Jerman. Rusia menilai pengiriman baru yang direncanakan sebagai "langkah lebih lanjut menuju eskalasi konflik di Ukraina".
"Sangat sinis bahwa keputusan ini diambil sesaat sebelum Natal Ortodoks dengan latar belakang gencatan senjata yang diumumkan secara sepihak oleh Presiden Rusia (Vladimir Putin)," katanya.(jef)
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.