Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengatakan bahwa pihaknya merasa sedih dan prihatin serta mengutuk dengan keras tindakan yang telah merugikan warga sipil. Ia mengatakan Beijing berharap pertempuran akan berhenti dan perdamaian akan segera kembali.
"Kami ingin sekali lagi menyerukan pihak-pihak terkait untuk segera menghentikan pertempuran, melindungi warga sipil dan menghindari memburuknya situasi," tambahnya saat ditanya terkait komunikasi Beijing-Teheran.
Baca Juga:
Detik-detik Mencekam! Remaja 17 Tahun Saksikan Langsung Tabrakan Pesawat di Washington DC
Sebelumnya konflik antara Hamas dan Israel juga ikut menyeret proksi Iran di Lebanon, Hizbullah. Kelompok itu ikut menembakan rudalnya ke wilayah Israel pada Sabtu, tak lama setelah Hamas melakukannya di Selatan.
Selain itu, Ghazi Hamad, Juru Bicara Hamas, memberitahu BBC bahwa Hamas menerima dukungan langsung untuk serangannya dari Iran.
Laporan The Wall Street Journal pada hari Minggu menyebutkan bahwa pejabat keamanan Iran ikut serta dalam perencanaan dan memberikan persetujuan untuk serangan tersebut dalam pertemuan yang diadakan di Beirut pada hari Senin sebelumnya.
Baca Juga:
Tabrakan Black Hawk dan American Airlines di Langit AS Renggut Puluhan Nyawa
Meskipun demikian, pemerintah Iran menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan yang dilancarkan oleh Hamas. Misi Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan inisiatif yang diambil oleh Hamas sendiri.
Iran, menurut pernyataan Misi mereka di PBB yang dikutip oleh Reuters, melihat tindakan ini sebagai upaya Hamas untuk mempertahankan diri dari pendudukan Israel yang telah berlangsung selama tujuh dekade dan tindakan kejam yang dilakukan oleh rezim Zionis yang dianggap ilegal.
Pada hari Sabtu pagi, kelompok pejuang Hamas meluncurkan serangan roket dari Jalur Gaza ke wilayah Israel. Sinyal alarm berulang kali berbunyi di berbagai daerah di seluruh negeri, termasuk Tel Aviv dan sekitarnya.