Saat itu, Lammy kembali menyatakan dukungan terhadap solusi dua negara, namun menolak pengakuan sepihak.
"Inggris hanya akan mengakui negara Palestina ketika kita tahu itu akan terjadi dan sudah di depan mata," tegasnya.
Baca Juga:
Presiden Macron Kagumi Candi Borobudur: Lambang Keunggulan Manusia dan Inspirasi Dunia
Meski demikian, pada akhir April Lammy mengakui bahwa pemerintah Inggris tengah berdiskusi dengan Prancis dan Arab Saudi mengenai opsi pengakuan tersebut.
Chris Doyle, direktur Council for Arab-British Understanding, menyatakan dengan lantang, “Tidak ada alasan yang sah bagi AS untuk ikut campur dalam keputusan kedaulatan Inggris dan Prancis untuk mengakui negara lain.”
Ia menambahkan, “Pengakuan Prancis dan Inggris akan menjadi bentuk pengakuan terhadap hak rakyat Palestina untuk memiliki negara dan duduk sejajar dalam negosiasi dengan Israel.”
Baca Juga:
Prabowo Antar Langsung Keberangkatan Presiden Macron ke Singapura
Menurut Doyle, tekanan dari AS kemungkinan akan lebih memengaruhi Inggris daripada Prancis, apalagi jika kebijakan ini dipertimbangkan di tengah ketidakpastian arah pemerintahan Presiden Trump.
“Jika saya berada di Downing Street, saya akan bertanya apa sebenarnya yang dipikirkan presiden, dan bagaimana dia akan bereaksi.”
Jika keputusan ini jadi diambil, maka Prancis dan Inggris akan menjadi negara G7 pertama yang mengakui Palestina secara resmi.