Langkah itu akan menciptakan guncangan politik besar, karena kedua negara selama ini dikenal sebagai sekutu tradisional utama Israel.
Isyarat penolakan keras pun telah datang dari Tel Aviv. Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, bahkan mengancam akan mencaplok wilayah di Tepi Barat jika pengakuan terhadap Palestina itu benar-benar terjadi.
Baca Juga:
PM Prancis Mundur, Hanya 27 Hari Menjabat-Kabinet Bubar dalm 14 Jam
Sementara itu, tekanan politik domestik terus meningkat di Inggris. Chris Doyle mengatakan, “Starmer menghadapi kemarahan besar dari dalam Partai Buruh dan masyarakat Inggris, bahkan dari mereka yang biasanya mendukung Israel.”
Beberapa anggota parlemen menyatakan bahwa pengakuan terhadap Palestina tidak bisa lagi ditunda. Uma Kumaran, anggota Komite Urusan Luar Negeri dari Partai Buruh, menyampaikan, “Pemerintah ini terpilih berdasarkan janji dalam manifesto yang menyebutkan akan mengakui Palestina sebagai bagian dari jalan menuju perdamaian yang adil dan langgeng. Saya sepenuhnya mendukung pengakuan itu, dan telah menyuarakannya berulang kali di parlemen.”
Langkah yang direncanakan Prancis dan Inggris, bila terwujud, berpotensi membuka babak baru dalam geopolitik Timur Tengah, dan menjadi penanda penting dalam perjuangan rakyat Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Baca Juga:
Utang Publik Prancis "Meledak", Tembus Rp59,5 Kuadriliun
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.