Juru bicara Pentagon John Kirby telah menolak mengkonfirmasi pengiriman Patriot Interceptors tetapi menekankan pentingnya keamanan Arab Saudi untuk kepentingan Amerika Serikat di daerah tersebut.
“Kami terus berdiskusi dengan Saudi tentang ini, tentang lingkungan ancaman ini, dan selalu mencari cara untuk terus membantu mereka membela diri, tetapi saya tidak punya apa-apa untuk dikatakan sehubungan dengan laporan pers itu,” ujar pejabat itu pada Senin.
Baca Juga:
Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran Ketiga
Pemerintahan Biden telah bekerja dengan Arab Saudi untuk memperkuat pertahanan mereka terhadap serangan udara dari pasukan Houthi di Yaman, negara termiskin di Timur Tengah.
Arab Saudi telah menghadapi peningkatan serangan roket dan drone Houthi, berjumlah 400 serangan tahun lalu. Hal itu diungkapkan sumber yang mengetahui situasi tersebut pada The Hill.
Roket Houthi baru-baru ini menghantam fasilitas produksi minyak dan pabrik desalinasi air milik Aramco, perusahaan petrokimia milik negara Saudi.
Baca Juga:
Kanwil Kemenag Kaltara Alokasikan 221.000 Jatah Haji untuk Tahun 2025
Serangan itu menyebabkan kebakaran di satu fasilitas dan memperlambat produksi minyak di fasilitas lain.
Sampai saat ini, Amerika Serikat telah mengirim Arab Saudi lebih dari USD100 miliar senjata selama sepuluh tahun terakhir.
Mereka juga telah mengirim senjata ke Uni Emirat Arab (UEA) yang juga berjuang bersama Riyadh melawan Houthi di Yaman.