Teks yang diadopsi dan telah disepakati itu dipilih sebulan setelah Pyongyang menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) sebelum yang terakhir, Hwasong-15.
Pasalnya, dampak ICBM Hwasong-15 dinilai cukup kuat sehingga sangat mungkin mencapai daratan Amerika Serikat.
Baca Juga:
Pukulan Telak bagi Rezim Kim Jong Un: Diplomat Terpercaya Korut Membelot
Setelah pertemuan Jumat, 15 negara termasuk anggota tetap Dewan Keamanan PBB, seperti Inggris, Prancis dan AS merilis pernyataan bersama yang mengutuk peluncuran terbaru Pyongyang.
Negara-negara yang tidak termasuk anggota tetap Dewan Keamanan juga ikut bersuara, di antaranya Brasil, Irlandia, Norwegia, Jerman, Jepang dan Korea Selatan.
Pernyataan kolektif itu kemudian mendesak negara-negara PBB, terutama anggota Dewan Keamanan untuk ambil tindakan serius.
Baca Juga:
Waspadai Pencurian Tinja, Pemimpin Korut Bawa Toilet Kemanapun Pergi
Tujuan utama resolusi adalah mendesak DPRK agar sepenuhnya meninggalkan senjata nuklir dan program rudal balistik, serta bersedia melakukan diplomasi menuju denuklirisasi.
Berbeda dengan negara-negara yang lain, China dan Rusia tampak mengambil jalan berlawanan menanggapi masalah ini.
Duta besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan, internasional sebaiknya diam dan jangan lakukan keputusan-keputusan ceroboh yang dapat memperkeruh ketegangan.