WAHANANEWS.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump mempertimbangkan untuk menarik Amerika Serikat dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Pada Selasa (4/2/2025) lalu, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menegaskan keluarnya AS dari sejumlah badan PBB serta meninjau kembali keterlibatannya di UNESCO.
Baca Juga:
Agar Tak Diblokir, ByteDance Harus Jual TikTok Sebelum Trump Dilantik
Sekretaris Staf Gedung Putih, Will Scharf, menyatakan bahwa langkah ini merupakan bentuk protes terhadap apa yang dianggap sebagai "bias anti-Amerika" di berbagai badan PBB.
"Perintah eksekutif ini secara umum menginstruksikan peninjauan terhadap keterlibatan serta pendanaan AS di PBB, mengingat adanya ketimpangan kontribusi antara negara-negara anggota," ujar Scharf, dikutip dari AFP.
Selain meninjau partisipasi AS di UNESCO, Trump juga mengumumkan penarikan dari Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC).
Baca Juga:
'Trump Effect', Raksasa Keuangan Dunia Ramai-Ramai Mundur dari Pembiayaan Hijau
Trump menilai bahwa badan-badan PBB tidak dikelola dengan baik meskipun memiliki potensi besar. Ia juga mengkritik sistem pendanaan yang dianggap tidak proporsional.
"PBB seharusnya dibiayai oleh seluruh anggotanya secara adil, dan tak membebani segelintir negara saja," tegasnya.
Keputusan ini sekaligus memperkuat dukungan AS terhadap Israel, yang sebelumnya melarang UNRWA beroperasi di Gaza dengan tuduhan menyebarkan kebencian.
Trump juga memiliki rekam jejak menarik AS dari sejumlah kesepakatan dan organisasi internasional, termasuk Perjanjian Iklim Paris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
AS sebelumnya merupakan penyumbang utama bagi badan-badan tersebut.
Sejak lama, Trump mengkritik kontribusi besar AS terhadap lembaga-lembaga multilateral dan menyerukan agar negara-negara lain meningkatkan pendanaan mereka, terutama dalam aliansi NATO.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]