Dia juga tidak membuang-buang waktunya dan segera menyingkirkan oposisi di dalam angkatan bersenjata.
Episode paling mengejutkan terjadi pada 2014 dan 2015, ketika mantan Wakil Ketua KMP Xu Caihou dan mantan Jenderal TPR Guo Boxiong dituduh korupsi.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
"Mereka sudah pensiun ketika tuduhan itu muncul, tapi kemampuan Xi menargetkan mereka mengurangi pengaruh lama mantan pemimpin China Jiang Zemin di TPR," kata Joel Wuthnow, seorang rekan senior di Universitas Pertahanan Nasional yang didanai oleh Pentagon.
"Itu juga mengirim sinyal kuat kepada para perwira militer yang masih aktif bahwa tidak ada orang yang melawan kendali Xi yang kebal dari bahaya," tambahnya.
Pada 2015, Xi juga merombak struktur militer. Dia menutup empat markas militer staf, politik, logistik dan persenjataan lalu menggantinya dengan 15 badan yang lebih kecil.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Struktur baru itu memungkinkan KMP memerintah langsung berbagai cabang militer, bahkan sampai auditor keuangan harus melapor langsung ke KMP, jelas Wuthnow.
Hal-hal itu menjadi semacam desakan untuk kesetiaan mutlak kepada Xi, yang masih terus ditegaskan sampai saat ini.
Bulan lalu, Peoples Liberation Army Daily surat kabar militer resmi negara itu menerbitkan artikel yang menekankan bahwa KMP memegang komando secara keseluruhan.