UE juga mempertimbangkan penerapan Excessive Deficit Procedure karena defisit Finlandia diperkirakan terus melampaui batas 3%. Keuangan publik yang memburuk membuat pemerintah mulai memangkas tunjangan pengangguran, perumahan, hingga fasilitas medis.
"Sejujurnya saya khawatir untuk generasi muda," ujar Hanna Taimio, 54 tahun, yang juga menganggur.
Baca Juga:
Cuaca Dingin Finlandia Bisa Bekukan Air Mendidih di Ruang Terbuka
"Semua pemotongan ini... sungguh menakutkan."
Menteri Ketenagakerjaan Matias Marttinen mengatakan kebijakan itu perlu untuk "memperkuat anggaran dan mengendalikan utang yang terus meningkat". Ia menyebut tingginya pengangguran sebagai "situasi yang mengerikan", namun membela langkah mempermudah PHK untuk menurunkan risiko perekrutan bagi perusahaan.
Meski begitu, para kritikus menilai kebijakan penghematan justru memperburuk pesimisme ekonomi. Lauri Holappa, Direktur Pusat Analisis Ekonomi Baru Finlandia, mengatakan "langkah-langkah konsolidasi fiskal bahkan bisa meningkatkan tingkat utang publik."
Baca Juga:
10 Penyebab Kenapa Siswa Finlandia Pintar-Pintar
Di sisi lain, tingkat kebahagiaan warga Finlandia tetap stabil. John Helliwell, editor pendiri World Happiness Report, menilai kebahagiaan lebih dipengaruhi ketahanan sosial, dukungan komunitas, dan kemampuan menghadapi masa sulit bersama.
"Finlandia memiliki ketahanan yang sangat tinggi," ujarnya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.