Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Jenewa, Euro-Med Human Rights Monitor, menyebut video kekerasan dan pelecehan itu terjadi di kota Yatta, Provinsi Hebron, Tepi Barat selaku wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Middle East Eye tidak dapat secara independen memverifikasi orang-orang dalam video maupun kapan peristiwa itu terjadi.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Sumber-sumber lokal mengatakan kepada MEE bahwa orang-orang dalam video tersebut adalah pekerja Palestina yang baru-baru ini ditahan secara sewenang-wenang oleh otoritas Israel. Tidak jelas apakah mereka berasal dari Gaza atau Tepi Barat.
Setelah perang milisi Hamas Palestina dan Israel pecah 7 Oktober, Israel sendiri mencabut izin kerja semua penduduk Gaza.
Total sekitar 18.500 warga Gaza mengantongi izin bekerja yang dirilis otoritas Israel. Meski begitu, tidak diketahui berapa banyak yang berada di Israel ketika izin itu dicabut menyusul perang.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Penyeberangan Erez antara Israel dan Gaza, sementara itu, telah ditutup tak lama usai perang meletus. Para pekerja Palestina banyak yang terjebak dan tidak bisa kembali ke rumah.
Menurut enam organisasi HAM, Israel telah menahan banyak pekerja Gaza dan menempatkan mereka di fasilitas penahanan yang "bertentangan dengan keinginan mereka, tanpa otoritas hukum, dan tanpa dasar hukum."
Kelompok-kelompok itu mengatakan pekan lalu seorang pekerja dari Gaza bersaksi bahwa ia ditahan dalam "tempat seperti kandang" tanpa mendapat makanan, air, obat-obatan, maupun toilet, sebelum dipindahkan ke perkemahan yang juga mirip "kandang ternak".