Berupaya
melunakkan dampak keputusannya terhadap Turki yang merupakan mitra strategis AS
di NATO, Biden menghubungi Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Jumat (23/4/2021)
waktu setempat.
Dalam
percakapan telepon itu, Biden dan Erdogan sepakat bertemu di sela-sela
pertemuan NATO pada Juni mendatang.
Baca Juga:
Gencatan Senjata Gagal Total, 80 Tentara Azerbaijan Jadi Mayat
Erdogan
secara hati-hati menyampaikan komentar soal keputusan AS itu.
Dalam
pesan kepada patriarki Armenia di Istanbul, Erdogan menuduh "pihak ketiga"
berupaya mempolitisasi isu yang menjadi perdebatan sejak lama.
"Tidak
ada yang diuntungkan dari perdebatan ini --yang seharusnya dilakukan oleh para
sejarawan-- dipolitisasi oleh pihak ketiga dan menjadi alat campur tangan di
negara kita," sebut Erdogan.
Baca Juga:
Perang Tanpa Pelindung Tubuh, Ribuan Tentara Armenia Jadi Mayat
Dalam
pernyataan yang bernada lebih damai, Erdogan menyatakan Turki "siap
mengembangkan hubungan dengan Armenia didasarkan pada situasi yang baik dan
saling menghormati".
Namun,
pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki memberikan reaksi lebih keras.
"Kami
menolak dan mengecam secara tegas pernyataan Presiden AS terkait peristiwa
tahun 1915 yang disampaikan di bahwa tekanan lingkaran Armenia radikal dan
kelompok anti-Turki," demikian pernyataan keras dari Kementerian Luar
Negeri Turki.